Curiga Demo Pesanan Soal Kasus Suap Mantan Gubernur Sumut, Aktivis Muda: Jangan Asal Bunyi

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 15:23 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Alamp Aksi) Eka Armada Danu Saptala (paling kanan). (istimewa)
Ketua Umum Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Alamp Aksi) Eka Armada Danu Saptala (paling kanan). (istimewa)

Ketua Umum Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (Alamp Aksi) Eka Armada Danu Saptala merasa curiga terhadap sekelompok orang yang mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan kasus suap DPRD Sumatera Utara oleh mantan gubernur Gatot Pujo Nugroho.

Menurut dia, KPK sampai saat ini masih memproses kasus yang telah menyeret puluhan mantan anggota pimpinan legislatif tersebut.

“Publik tau bagaimana perhatian KPK ke Sumatera Utara dalam menyelesaikan kasus korupsi yang telah menyeret Gatot Pujo Nugroho dan puluhan anggota DPRD Sumatera Utara yang sampai saat ini masih menjalani proses hukum," ujar Eka, Jumat (23/10/2020).

Eka curiga desakan-desakan tersebut datang dari oknum yang sengaja memesan demi keuntungan pribadi. Sebab, kasus tersebut hingga saat ini masih terus bergulir, kata Eka.

“Kami sangat dukung kinerja KPK selama ini. Kami minta dan harapkan kepada aparat hukum agar kiranya oknum-oknum yang mencoba cari keuntungan tersebut ditertibkan," kata Eka.

Eka menceritakan perjalanan kasus yang menjerat mantan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan puluhan legislatif pada Rakor Pemberantasan Korupsi Pemda se-Sumatera Utara di Pendopo Rumah dinas Gubernur, Kamis (27/08/2020).

Sejak beberapa tahun lalu, KPK bahkan memberi supervisi terhadap provinsi ini. Eka meminta kelompok-keloompok tertentu agar tidak asal bersikap tanpa memahami suatu persoalan terlebih dulu.

"Jadi buat ketua lembaga atau apalah namanya itu, tolong banyak membaca dan update informasi. Biar tidak kelihatan asal bunyi. Jadi pemimpin harus berwawasan luas," kata Eka.

Eka menambahkan, para oknum yang tersandung kasus suap ini juga memiliki keluarga, seperti istri atau suami dan anak. Eka khawatir unjuk rasa yang terindikasi bayaran tersebut merusak mental mereka. Sebab mereka belum tentu terlibat.

“Para pelaku sudah menjalani proses hukumnya. Kita harus hargai anak, istri dan keluarga mereka," kata Eka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X