Perdana Menteri Belanda Sanggah Sentimen 'Islamophobia' di Eropa

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 12:01 WIB
Instagram/@minpres
Instagram/@minpres

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyanggah sentimen anti-Islam atau dikenal dengan istilah 'Islamophobia' di Eropa. Ia justru mengaitkannya pada persoalan migrasi yang tinggi dan tidak terkendali. Menurutnya, hal itu memang merupakan bagian dari globalisasi.

"Kita harus beradaptasi dengan ini. Tetapi kemudian banyak migran datang ke negara-negara Eropa, tidak memahami satu sama lain dan memiliki sistem nilai yang berbeda. Hal itu menimbulkan masalah," kata Mark Rutte dalam diskusi publik yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Senin (7/10).

-
ANTARA/Yashinta Difa

Dalam kesempatan itu, Mark Rutte menegaskan bahwa persoalan di Eropa bukan disebabkan rasialisme atau penolakan terhadap warga asing, melainkan karena proses migrasi yang sangat cepat.

"Faktanya, Uni Eropa sudah mencoba mengendalikan migrasi. Contohnya ketika lebih dari satu juta pengungsi Suriah datang ke Jerman. Kita harus memikirkan solusi untuk mengatasi permasalahan ini," tutur pria yang menjabat sebagai Perdana Menteri Belanda sejak 2010 itu.

-
Instagram/@minpres

Mark Rutte juga menambahkan bahwa pemerintah Belanda terus berupaya membantu para imigran yang terdiskriminasi melalui penyusunan undang-undang.

Sebagai informasi, kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte kali ini ke Indonesia merupakan yang ketiga kalinya setelah kunjungan sebelumnya pada 2013 dan 2016.

-
Instagram/@minpres

Selain untuk membahas sejumlah kerja sama bilateral, kunjungan Mark Rutte juga dimaksudkan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo yang terpilih kembali sebagai Presiden Republik Indonesia dan akan dilantik pada 20 Oktober 2019.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X