Kongres Amerika Serikat (House of Representative) yang didominasi oleh anggota Partai Demokrat, menyepakati untuk memakzulkan Presiden Donald Trump yang berasal dari Partai Republik, dalam voting yang digelar di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (18/12) malam waktu setempat.
Melansir New York Times dan Reuters, Kamis (19/12), dua hal yang disampaikan untuk mengajukan pemakzulan terhadap Trump yakni penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres Amerika Serikat.
"Kami di sini untuk membela demokrasi bagi rakyat. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita akan terlantar dalam tugas kita. Sungguh tragis, bahwa tindakan nekat presiden, membuat pemakzulan menjadi penting," kata Ketua Kongres Amerika Serikat Nancy Pelosi, seperti dilansir Reuters.
Voting dibagi menjadi dua, sesuai dengan dua hal yang disangkakan kepada Trump. Pertama, tindakan kejahatan dan pelanggaran hukum tinggi dengan menyalahgunakan kekuasaannya, untuk menekan Ukraina. Dalam voting ini, 230 suara menyetujui dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, 197 suara menolak dan 1 anggota abstain dari total 435 anggota Kongres.
Dalam voting kedua, sangkaan menghalangi Kongres AS dalam menyelidiki upaya menekan Ukraina terkait penyelidikan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang bisa menjadi pesaing Trump dalam Pemilihan Presiden tahun 2020. Kali ini, 229 suara menyetujui sangkaan ini dan 198 suara menolak.
Hasil kedua voting yang dilakukan Kongres, membuat Trump berada di tubir jurang kekuasaannya, dan menjadi presiden ke tiga Amerika Serikat yang dimakzulkan oleh Kongres.
