Mantan presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika, meninggal dunia di usia 84 tahun, Jum'at (17/9/2021) setelah sakit lama.
Dilansir BBC, Bouteflika memimpin Aljazair selama hampir dua dekade, kemudian mengundurkan diri pada 2019 setelah upaya untuk memenangkan jabatan kelimanya menyebabkan protes yang cukup besar.
Bouteflika memainkan peran kunci dalam perang kemerdekaan Aljazair pada 1950-an dan 60-an. Kemudian pada tahun 1999, saat Aljazair bangkit dari perang saudara yang menewaskan hampir 200.000 orang, Bouteflika menjadi presiden atas desakan militer.
Namun, sejak stroke pada tahun 2013, Bouteflika mulai jarang terlihat di depan umum.
Baca juga: Enggan Lawan Atlet Israel, Judoka Aljazair Pilih Mundur dari Olimpiade
Setelah kemerdekaan Aljazair dari Prancis pada tahun 1962, ia menjadi menteri luar negeri termuda di dunia pada usia pertengahan dua puluhan.
Namun pada tahun 1980-an, dia harus melewati pengasingan, setelah dituduh korupsi.
Pada 1990-an dia kembali ke rumah dan menjabat pada tahun 1999. Bouteflika juga berhasil menengahi perdamaian antara tentara dan militan Islam bersenjata yang berperang di negara itu.
Pada tahun 2008, ia memprakarsai perubahan dalam konstitusi Aljazair yang menghapus batas dua masa jabatan presiden dan terpilih kembali dua kali, meski ada tuduhan penipuan.
Ketika diumumkan bahwa Bouteflika yang sakit akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima pada 2019, protes menyebar ke seluruh negeri.
