John Kei Pernah Tobat di Acara TV, Pakar Deteksi Kebohongan Sebut Itu Protokol

- Senin, 6 Juli 2020 | 15:22 WIB
John Kei dihadirkan polisi saat menggelar rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)
John Kei dihadirkan polisi saat menggelar rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)

Sosok John Kei kini kembali mendekam dalam tahanan kepolisian pasca dugaan menjadi otak di balik penyerangan kelompok Nus Kei beberapa pekan lalu. Padahal John Kei sebelumnya mengaku sudah tobat dan tidak melakukan tindakan kekerasan dan menjauh dari dunia jalanan.

Hal itulah yang sebelumnya terlihat saat salah satu acara televisi swasta yang dibawakan Andy F Noya mewawancarai John Kei beberapa waktu yang lalu. Dalam acara itu terlihat John Kei merasa kapok dan tobat untuk menjauh dari dunia kejahatan. 

Rekaman video itu sendiri kembali menjadi perhatian netizen pasca John Kei tertangkap. Termasuk menjadi perhatian pakar deteksi kebohongan dan mikro ekspresi Handoko Gani yang biasa mempelajari ekspresi manusia. 

Kepada Indozone, Handoko Gani mencoba menjelaskan pandangannya terkait rasa penyesalan dan pengakuan tobat John Kei di dalam acara tersebut. Menurut Handoko Gani, perasaan bersalah itu berbeda dengan tujuh emosi manusia yang mudah dikenali. 

"Bersalah atau tidak bersalah itu perasaan di dalam hati. Pepatah menjelaskan dalamnya hati siapa yang tahu. Yang artinya perasaan bersalah atau tidak bersalah ini tidak punya tanda-tanda universal. Lain dengan emosi. Ada tujuh emosi dasar manusia yang bisa terlihat dengan jelas di ekspresi wajah berlaku secara ilmiah," tutur Handoko saat dihubungi Indozone lewat telepon beberapa waktu lalu. 

Menurut Handoko, perasaan bersalah seseorang seperti yang ditunjukkan John Kei tidak mungkin terbaca oleh orang lain. Termasuk pengakuan tobat seseorang, seperti yang dilakukan dalam video tersebut.

"Perasaan bersalah atau tidak bersalah tidak bisa dibaca. Apakah orang yang menunduk melihat ke bawah itu termasuk orang yang bersalah? Tidak. Ada faktor yang mempengaruhi itu. Bisa jadi itu protokol untuk berbicara di depan media; 'kamu sudah salah jangan menatap.' Bisa juga karena malu. Tapi tidak ada rasa bersalah," ungkap Handoko lebih jauh lagi. 

"Tobat atau dan tidak tobat itu masalah hati. Itu hubungannya hati sama penciptanya. Tentunya sesama manusia tidak bisa dengan mudah melihat seseorang apakah dia benar tobat atau tidak tobat. Seseorang bisa kapok pada sesuatu hal, tapi bukan berarti dia kapok pada lain hal," tambah Handoko.

Dengan kata lain, apa yang dilakukan John Kei dalam video tersebut bukanlah tobat atau penyesalan. Karena tidak ada yang bisa mengetahui apakah ia benar tulus tobat atau hanya karena ada kamera saja. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X