Akibat Inflasi, Warga Venezuela Bayar Bensin Pakai Rokok

- Selasa, 29 Oktober 2019 | 11:33 WIB
REUTERS/Jose Nunez
REUTERS/Jose Nunez

Akibat hiperinflasi yang terjadi, warga Venezuela menggunakan rokok dan barter barang lain untuk membeli bensin. Kondisi ini menyebabkan mata uang di wilayah ini tidak bernilai.

Sebelum terjadi hiperinflasi, warga Venezuela sempat membeli bensin dengan harga yang murah, bahkan termurah di dunia. Namun sejak hiperinflasi terjadi, mereka menggunakan sedikit makanan, permen atau sebatang rokok untuk mengisi bensin di kendaraan mereka.

-
REUTERS/Jose Nunez

Barter yang dilakukan di pom bensin karena hiperinflasi yang terjadi membuat mata uang kertas di Venezuela, bolivar sulit ditemukan. Hal ini juga berdampak pada denominasi atau nilai harga yang tercantum dalam surat berharga menjadi tak bernilai, sehingga tak ada yang mau menerimanya.

Para pengemudi akan menyerahkan barang apa saja yang mereka miliki, baik itu berupa beras, minyak goreng atau barang lain yang diterima petugas pom bensin untuk membeli bensin.

"Anda bisa membayar dengan rokok. Bukan rahasia bagi siapa pun bahwa itu (mata uang Bolivar) tidak ada artinya," ujar Orlando Molina, warga Venezuela, dilansir dari New York Times.

-
REUTERS/Jose Nunez

Kekacauan finansial sudah begitu lama terjadi di Venezuela. Saking kacaunya, petugas pom bensin bahkan tidak tau harga pasti dari bahan bakar yang dijualnya . Sistem barter untuk membeli bensin ini sebagai gejala lain dari kekacauan yang terjadi di Venezuela.

Negara yang memiliki sekitar 30 juta penduduk ini mengalami krisis ekonomi dan politik yang semakin parah. Bahkan lebih dari 4 juta warga sudah melarikan diri dari Venezuela dalam beberapa tahun terakhir. Mereka mencoba kabur dari upah yang rendah, rumah sakit rusak, layanan dasar yang terbengkalai dan kurangnya sistem keamanan.

-
REUTERS/Jose Nunez

IMF menyebutkan jika inflasi yang terjadi di negara ini mencapai 200.000 persen. Bahkan pemerintah Venezuela menghilangkan lima nol dari mata uangnya tahun lalu untuk mengimbangi inflasi yang terjadi. Hal ini berimbas pada melonjaknya harga yang membuat nilai dalam surat berharga tak lagi memiliki nilai tinggi.

-
REUTERS/Jose Nunez

Pecahan mata uang terkecil yang beredar yaitu 50 bolivar bernilai sekitar seperempat dollar AS. Namun jumlah ini tidak diterima oleh bus kota dan bank yang ada. Mereka mengatakan bahwa akan sangat membutuhkan banyak pecahan uang untuk membayar bahkan jika barang itu sederhana dan tidak sepadan dengan nilainya. Sementara pecahan terbesar 50.000 bolivar sama dengan US$2,50 atau sekitar Rp35 ribu.

-
Miraflores Palace/Handout via REUTERS

Dahulu, Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, karena kehancuran ekonomi membuat negara ini menjadi miskin. Para kritikus mengatakan bahwa keadaan ini disebabkan oleh korupsi dan salah urus di bawah pemerintahan sosialis.

-
REUTERS/Manaure Quintero

Inflasi yang terjadi di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro ini mendapat tantangan dari politisi oposisi Juan Guaido. Juan sendiri berani menantang Maduro karena mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan lebih dari 50 negara lain yang menentang kepemimpinan Maduro. Juan juga mengatakan bahwa pemilu tahun 2018 yang dilakukan oleh Maduro, curang.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X