Menlu: Semua Informasi Soal WNI di Natuna Harus Satu Pintu!

- Senin, 3 Februari 2020 | 19:20 WIB
Menlu Retno Marsudi. (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Menlu Retno Marsudi. (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan hasil rapat koordinasi tentang virus korona di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta.

Retno mengungkapkan, setidaknya ada dua hal yang menjadi kesimpulan dari Rakor hari ini, yaitu soal informasi satu pintu tentang perkembangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalani masa karantina selama 14 hari di Natuna, serta soal dampak ekonomi dari isu virus korona di Tiongkok. 

Menurut Menlu Retno, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan bertindak sebagai juru bicara terkait perkembangan terkini di Natuna.

Kemenkes, seperti dilaporkan Retno, telah membuka kantor perwakilan di Natuna untuk mengurusi para WNI yang baru saja kembali dari Wuhan, Tiongkok. 

"Kita membentuk hotline dari tiap isu. Misalnya isu yang terkait dengan maskapai, itu hotline nya kepada siapa dan sehingga masyarakat yang memerlukan informasi akan jelas harus menelpon siapa, dengan nomor berapa," ujar Retno Marsudi, menjawab pertanyaan Indozone di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/2/2020). 

"Tapi yang jelas bahwa per hari ini, tadi disampaikan oleh wakil dari Kemenkes bahwa Kemenkes sudah membuka kantor di Natuna dengan nomor telpon yang sudah disampaikan juru bicaranya, hotline-nya sudah disampaikan wakil dari Kemenkes," tambahnya.

Pokok bahasan yang kedua, lanjut Menlu Retno yaitu terkait dengan dampak dari penyebaran virus korona terhadap perekonomian. Dikatakan olehnya bahwa isu virus korona tersebut akan sangat memukul industri pariwisata. 

Tak hanya itu, sektor-sektor lain seperti perdagangan juga harus dimitigasi permasalahannya, terutama terkait dengan masalah virus korona di Tiongkok. 

"Misalnya ketika kita bicara soal wisatawan. Pasti karena yang terdampak nomor satu adalah pergerakan manusia, maka yang terdampak adalah pariwisata," ujarnya.

"Nah, pariwisata tentunya tidak hanya dari Tiongkok, tapi juga kita harus berhitung dampak psikologis dari negara lain, karena adanya situasi ini dan pergerakan manusia menjadi negara, tiap-tiap orang sudah membatasi untuk melakukan pergerakan sehingga itu pasti ada dampaknya terhadap pariwisata," ungkapnya. 

Meski demikian, Retno enggan menyebut lebih jauh terkait dampak virus korona terhadap perekonomian. Sebab menurutnya, hal itu harus disampaikan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Kabinet mendatang. 

"Intinya itu, detailnya harus kita sampaikan kepada Presiden sebelum disampaikan ke masyarakat," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X