Pecah! Aksi Spektakuler Pragina Gong Memukau Pembukaan ASEAN Tourism Forum 2023

- Jumat, 17 Februari 2023 | 12:16 WIB
Aksi menawan Pragina Gong (Dok. Pribadi)
Aksi menawan Pragina Gong (Dok. Pribadi)

Pragina Gong, grup tari asal Yogyakarta, kembali menggemparkan dunia seni Tanah Air. Lewat tarian Dewaruci yang lengkap dengan properti naganya, aksi menakjubkan dari Pragina Gong viral di media sosial. Tarian ini menghipnotis para undangan dari berbagai negara ASEAN dalam pembukaan ASEAN Tourism Forum 2023 yang digelar di Yogyakarta 3 Februari 2023. 

Salah satu pentolan Pragina Gong (PG), Joko Sudibyo mengatakan bahwa tari Dewaruci adalah salah satu karya masterpiece PG yang menceritakan perjalanan Bima atau Wekudara yang ditugaskan Durna (gurunya) menuju samudera untuk mencari air kehidupan. Dengan kesaktian Aji Jalasegara, Bima mampu menyelam dan bernafas hingga ke dasar samudra. Seekor naga raksasa melilit Bima hingga terjadi pertarungan yang dimenangkan oleh Bima. 

-
Pragina Gong kembali tampil memukau (Dok. Pribadi)

Di dasar samudra, Bima bertemu dengan dewa kerdil bernama Dewaruci yang kemudian memberitahukan bahwa air kehidupan sejatinya ada di dalam diri manusia itu sendiri. Kisah Dewaruci ditulis oleh sastrawan Surakarta yaitu Yasadipura I yang hidup di masa Pakubuwono IV (1788-1820) sehingga kisah tidak tertuliskan di dalam kisah Mahabharata versi India. 

Karena secara koreografi karya ini bertipe dramatik maka setiap tokoh enggak ditampilkan secara jelas atau bisa disebut simbolik. Seluruh penari menggunakan kostum yang sama sedangkan untuk mengetahui sosok tokoh yang muncul dapat diketahui melalui ragam gerak yang dilakukan berbeda dengan penari yang lain. 

-
Aksi memukai Pragina Gong (Dok. Pribadi)

Mengingat karya tari ini berjenis hybrid, maka gerak yang ditampilkan adalah hasil persilangan beberapa genre tari yaitu Jawa, Bali, pop-modern, dan Cabaret. Keseluruhan genre tersebut dikawinkan menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh sehingga terlihat menyatu dan bukan seperti tempelan-tempelan gerak.

 Karya ini menjadi semakin lebih hidup dengan animasi visual LED yang dibuat oleh Bagas Kurniaji. 

Galih Suci Manganti, selaku leader PG menyampaikan bahwa dalam setiap proses pembuatan karya tari, PG selalu mengedepankan langkah penelitian sehingga setiap karya memiliki bobot. 

Penelitian dimulai dengan membaca buku-buku dan artikel terkait karya yang akan dibuat. Jika sebuah karya berkaitan dengan tempat maka perlu sekali adanya observasi lapangan sehingga karya menjadi lebih otentik. Setelah itu barulah hasil dari penelitian dan observasi diterjemahkan dalam bentuk gerak tari. Metode ini sudah biasa dilakukan oleh para koreografer PG yang mana ilmu ini didapat dari hasil belajar di kampus ISI Yogyakarta. 

-
Pragina Gong enggak pernah gagal memukau penonton (Dok. Pribadi)

Secara visual, kostum yang digunakan PG mempunyai perbedaan signifikan baik dengan kostum tari wayang orang dan kostum yang terpahat pada wayang kulit. Hal ini sengaja dilakukan agar karya ini memiliki ciri khasnya sendiri dengan tetap mempertimbangkan ciri khas dari tokoh Bima dalam pewayangan. 

Beberapa aksesori yang tetap dipertahakan dalam karya ini adalah kuku Bima, Gada Rujak polo, kain poleng bali, dan gelung keling. Kostum yang digunakan adalah hasil kolaborasi Mamuk Rahmadona, perias kondang Yogyakarta dan Didik Wahyu Setiawan, seorang pelukis dan perupa lulusan ISI Yogyakarta. 

Hasil dari design Mamuk kemudian dieksekusi oleh Didik dengan ciri khasnya sebagai seorang komikus wayang. Secara visual kostum Dewaruci hasil kolaborasi ini terlihat sangat mewah dan belum pernah ada sebelumnya. 

Satu hal yang sangat menyolok dari tata rias dan busana Dewaruci adalah warna silver di badan dan kaki. Jika merujuk pada tokoh Bima dalam pewayangan, warna ini memang tidak ada kaitannya. Tapi PG mempunyai alasan tersendiri mengapa menggunakan warna tersebut. Mengingat karya ini juga bergenre hiburan, warna silver memberikan efek kejutan dan kesan megah sehingga mampu menarik perhatian para penonton.

-
Warna silver melambangkan kejutan (Dok. Pribadi)

Dari segi musik, PG berkolaborasi dengan komposer handal Jogja Budi PC demi menghasilkan musik bernuansa grande. Itu sebabnya Budi mencoba menyatukan musik Jawa, Bali, dan orkestra yang komposisikan dengan menggunakan komputer. Budi menyampaikan bahwa khusus untuk tari Dewaruci musik dibuat khusus sehingga nuansa percampuran genre musik sangat kental dan belum pernah ada sebelumnya. 

Rusnanda, sebagai salah satu koreografer menyampaikan bahwa Dewaruci yang diciptakan pada 2013 ini membutuhkan 20 penari laki-kali dan perempuan untuk dipentaskan di panggung terbuka Prambanan. Para penari harus mempunyai ketrampilan dalam menari Jawa, Bali, modern dan Cabaret agar dapat menarikan tarian dengan sempurna. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X