Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa mengalami mood swing. Ini sebenarnya terjadi karena beberapa faktor biologis.
"Perubahan suasana hati adalah perubahan suasana hati yang signifikan," kata Dr. Elizabeth Wassenaar, direktur medis regional Pathlight Mood & Anxiety Center di Colorado.
"Sementara kita kebanyakan berpikir untuk beralih dari senang ke sedih, perubahan suasana hati juga dapat mencakup peralihan dari tenang menjadi cemas atau dari perasaan tidak terganggu menjadi mudah tersinggung," lanjut dia.
Mood swing adalah hal yang normal bagi manusia. Namun jika mood swing yang terjadi sangat ekstrem, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.
Baca Juga: Anak Sering Tantrum? Jangan Bingung, Pakai Metode Earthing untuk Perbaiki Suasana Hatinya
Berikut 6 penyebab mood swing, seperti dilansir Live Science.
1. Gangguan kesehatan mental
Kondisi kesehatan mental bersifat kompleks, dengan beberapa gejala berbeda dan mekanisme mendasar yang dapat bervariasi dari orang ke orang. Namun, beberapa gejala sangat terkait dengan perubahan suasana hati.
2. Kurang tidur
Mood swing bisa terjadi karena kurangnya durasi tidur. Ini dikatakan oleh Ali Ross, psikoterapis dan juru bicara Dewan Psikoterapi Inggris.
3. Faktor gaya hidup lainnya
Stres dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang sangat cepat, menurut Mayo Clinic. Sebuah makalah tahun 2011 dalam jurnal Psikolog Amerika menyatakan gaya hidup yang berdampak pada suasana hati kerap diabaikan.
Misalnya, hubungan antara diet dan olahraga, keduanya cukup memengaruhi kesehatan mental dan suasana hati.
Baca Juga: 5 Jenis Makanan Rumahan yang Diyakini Bisa Bangkitkan Suasana Hati
4. Sindrom pramenstruasi
Banyak wanita mengalami perubahan suasana hati yang terkait dengan siklus menstruasi mereka. Beberapa mengalami gejala ini menjelang menstruasi, yang sering dikenal sebagai sindrom pramenstruasi.
Kondisi ini membuat wanita jadi mudah marah, cemas, dan mudah menangis.
5. Kehamilan
Kehamilan menjadi salah satu faktor penyebab perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati selama kehamilan dapat disebabkan oleh stres fisik, kelelahan, atau perubahan hormon estrogen dan progesteron, menurut American Pregnancy Association.