Makna Bada Kupat, Tradisi Masyarakat Jawa Sepekan Usai Hari Raya Idul Fitri

- Minggu, 30 April 2023 | 17:00 WIB
Tradisi Bada Kupat. (Z Creators/Nurakhmawati)
Tradisi Bada Kupat. (Z Creators/Nurakhmawati)

Delapan Syawal dalam tradisi masyarakat Jawa, ada perayaan yang disebut sebagai 'Bada Kupat', dirayakan tepat sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi 'Bada Kupat' sudah dilakukan sejak zaman dulu. Ada yang melakukannya sebagai tasyakuran setelah selesai melaksanakan puasa Syawal, adapula yang melakukannya sekedar menjalankan tradisi yang sudah ada.

Pada lebaran ketupat ini biasanya berbagi ketupat untuk saudara atau tetangga setelah enam hari puasa Syawal.

-
Tradisi Bada Kupat. (Z Creators/Nurakhmawati)

Baca juga: Ribuan Warga Suku Baduy Turun Gunung Ikuti Tradisi Seba Baduy 2023

Bodo atau bada berarti setelah atau selesai, artinya adalah perayaan kemenangan yang dilakukan dengan menikmati ketupat setelah berpuasa enam hari di bulan Syawal

Ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Dalam filosofi jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau 'Kupat' dalam Bahasa Jawa merupakan kependekan dari 'Ngaku Lepat dan Laku Papat'.

Ngaku Lepat artinya mengakui kesalahan. Laku Papat artinya empat tindakan yaitu  lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

-
Tradisi Bada Kupat. (Z Creators/Nurakhmawati)

Lebaran  berarti akhir dan usai, yaitu telah berakhirnya waktu puasa Ramadan dan siap menyongsong hari kemenangan. Sedangkan luberan bermakna meluber atau melimpah, layaknya air yang tumpah dan meluber dari bak air.

Pesan moral yang hendak disampaikann dari luberan adalah budaya mau berbagi dan mengeluarkan sebagian harta yang lebih atau luber kepada fakir miskin.

Adapun leburan berarti habis dan melebur, yaitu momen untuk saling melebur dosa dengan saling memaafkan satu sama lain, dengan kata lain dosa kita dengan sesama dimulai dari nol Kembali.

-
Tradisi Bada Kupat. (Z Creators/Nurakhmawati)

Baca juga: Kirab Syawalan, Tradisi Warga Boja Kendal Kenang Perjuangan Nyai Dapu

Harapannya, setelah mengakui kesalahan dan memohon maaf dengan hati bersih, tali persaudaraan semakin erat, tidak ada dendam.

Terakhir adalah laburan yang berasal dari kata labur atau kapur. Kapur merupakan zat padat berwarna putih yang juga bisa menjernihkan zat cair, dari ini laburan dipahami bahwa hati seseorang muslim haruslah kembali jernih nan putih layaknya sebuah kapur, karena itu merupakan simbol kejernihan dan kesucian hati yang sebenarnya.

Demikian pesan moral yang hendak disampaikan dari lebaran ketupat kepada umat Islam, yang semuanya diyakini merupakan tuntunan luhur untuk menjadi pribadi baik di kemudian hari.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X