Kampanye Bahaya Pernikahan Dini, Mahasiswa AKBARA Solo Gelar Aksi Bagi Poster ke Warga

- Selasa, 16 Mei 2023 | 00:14 WIB
Mahasiswa AKBAR Solo kampanyekan bahaya pernikahan dini ke warga. (Z Creators/Ari Welianto)
Mahasiswa AKBAR Solo kampanyekan bahaya pernikahan dini ke warga. (Z Creators/Ari Welianto)

Mahasiswa Politeknik Abdi Kemanusiaan bagi Bangsa dan Negara (AKBARA) Solo menggelar aksi sosialiasi dan mengkampanyekan bahaya pernikahan dini pada anak, di Plaza Manahan Solo, Jumat (12/5/2023).

Dalam aksinya mereka berjalan sambil membawa poster dengan berbagai tulisan, seperti "Nikmati masa remaja", "Hindari nikah dini", "Katakan tidak pada pernikahan dini", hingga "Raih cita setinggi langit". Kemudian mereka berdiri dipinggir Jalan Adi Sucipto Solo sambil membentangkan poster.

Aksi ini digelar mengingat fenomena  stunting dan pernikahan dini di Kota Solo menjadi salah satu penghambat terwujudnya status kota layak anak.

Baca Juga: Pemprov Kalsel Minta Ulama Ikut Kampanye Pencegahan Pernikahan Dini

-
Mahasiswa AKBAR Solo kampanyekan bahaya pernikahan dini ke warga. (Z Creators/Ari Welianto)

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, sedikitnya ada 788 anak dinyatakan stunting pada 2022 lalu. Jumlah tersebut lebih parah dari tahun sebelumnya, salah satu faktor pemicu kelahiran di masa pandemi.

Koordinasi aksi Risqi Ekanti Ayuningtyas Palupi mengatakan Politeknik AKBARA menolak keras pernikahan dini di Kota Solo. 

Usia ideal untuk menikah bagi perempuan dan laki-laki adalah 21 tahun sesuai yang telah dilansir dari Badan Perencana Keluarga Berencana Indonesia.

"Harus dipersiapkan sebelum beranjak pada jenjang yang lebih lanjut. Politeknik AKBARA menolak keras pernikahan dini di Solo," ujar dia, Jumat (12/5/2023).

Menurutnya ada banyak dampak yang bisa terjadi saat melakukan pernikahan dini, salah satunya perceraian. Lalu kekerasan dalam rumah tangga hingga memakan korban jiwa.

"Dampak dan bahaya yang sangat buruk untuk keberlangsungan hidup yang berkualitas. Sehingga itu harus dihindari," katanya.

Baca Juga: Bukan Sekadar Cerita, Film ‘Argantara’ Berikan Edukasi Tentang Sulitnya Pernikahan Dini

-
Mahasiswa AKBAR Solo kampanyekan bahaya pernikahan dini ke warga. (Z Creators/Ari Welianto)

Sementara itu Direktur Politeknik AKBARA Solo, Titis Wahyuono mengatakan Pemkot Solo punya program wajib belajar 12 tahun. Tentu AKBARA sebagai lembaga pendidikan mendukung penuh dan itu harus menjadi fokus bersama agar predikat kota layak anak dapat diraih dengan paripurna.

"Pemkot telah mewajibkan program wajib belajar 12 tahun, tentu ini akan sempurna jika kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya melalui perguruan tinggi. Ini agar kesempatan untuk hidup lebih baik terbuka lebar," jelas dia.

Titis menambahkan melalui program studi D3 Teknologi Bank Darah, D4 Manajemen Penanggulangan Bencana dan D4 Bisnis Digital. Politeknik AKBARA berikan subsidi, potongan biaya kuliah supaya pendidikan dapat dirasakan oleh siapa saja dan juga ini bentuk tanggung jawab moral sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup lebih baik khususnya pada masyarakat Solo.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X