Bulan Ramadan tahun ini menjadi berkah bagi pengrajin tasbih dari kayu yang ada di Tulungagung, Rekso Yuwono. Pengrajin tasbih asal Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru ini mengakui mengalami peningkatan order yang luar biasa.
Bahkan dirinya sampai kesulitan untuk mendapatkan bahan baku tasbih, sebab kayu yang dipilih bukanlah sembarang kayu, melainkan kayu dari pohon yang langka. Tidak hanya langka dan sulit di dapat, harga kayu ini juga terbilang cukup mahal.
Rekso merinci, ada sembilan jenis kayu yang digunakannya untuk menghasilkan tasbih buatannya, yakni kayu setigi, cendana, dewandaru, galih asem, galih johar, nagasari, walikukun, liwung lawu dan secang. Selain langka, kayu tersebut diyakini memiliki tuah tersendiri.
Baca Juga:Vibes Berburu Baju Lebaran di Pasar Benteng Mojokerto, Murah Meriah Dapat Banyak
"Namanya tasbih kayu songo karena terbuat dari 9 jenis kayu," ujarnya yang dikutip Minggu (16/4/2023).
Rekso memulai bisnisnya ini sejak 7 tahun yang lalu, kini bahan baku semakin sulit didapat bahkan dirinya harus keluar pulau untuk bisa mendapatkan bahan baku sesuai kebutuhannya.
Dirinya mengaku banyak sugesti dari orang-orang yang menggunakan tasbih buatannya itu, sehingga dipercaya memiliki khasiat.
"Sifatnya lebih ke sugesti, setiap orang mempercayai khasiat yang terdapat dalam kayu ini," tuturnya.
Baca Juga: Indahnya Kebersamaan, Aksi Driver Ojol Bagi-bagi Belasan Ribu Takjil Tuai Perhatian
Untuk tasbih kayu songo berisi 99 dijual dengan harga Rp150 ribu. Sedangkan tasbih kecil berisi 33 buah dijual dengan harga Rp50 ribu.
Dirinya juga menerima pesanan tasbih dari kayu khusus, sesuai permintaan konsumen, bahkan bisa dijual dengan harga yang lebih mahal, tergantung jenis bahannya.
"Kalau satu tasbih hanya satu jenis kayu agak mahal sampai Rp300 ribu," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
