Keripik tempe berbahan tapioka yang renyah dan gurih enggak cuma terkenal di pulau Jawa. Keripik ini juga bisa kamu temui di beberapa warung dan kedai di Pekanbaru, Riau. Ternyata, selain dibuat oleh industri rumahan, keripik tempe kriuk ini merupakan hasil buatan tangan para warga binaan atau narapidana di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Pekanbaru, Provinsi Riau.
Para warga binaan biasa membuat keripik tempe berlabel 'Laperru' seminggu sekali, dengan harga jual yang sangat terjangkau, yakni Rp15 ribu per dua ons.
"Kerupuk tempe ini bahannya kedelai, tapioka, ragi dan penyedap rasa. Selanjutnya, di bentuk motif bulat, lalu di goreng. Setelah selesai, baru di kemas yang merek dagangnya Lapperu, atau Lapas Perempuan Pekanbaru", ujar Kalapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru, Desi Andriyani.
Menurut Kalapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru, Desi Andriyani, warga binaan memang sengaja diberi pelatihan teori dan praktik oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru supaya saat bebas dari penjara nanti, mereka masih bisa berkarya.
"Usaha ini dinilai sangat mudah dan terjangkau dengan modal seadanya, namun bisa menjadi lapangan kerja baru, atau Home industry. Jadi Narapidana yang bebas nanti tidak bingung saat keluar nanti, karena ada keterampilan yang bisa di jadikan usaha untuk mencari rezeki,” kata Desi.
Biasanya, keuntungan penjualan keripik tempe sebagaian disetor ke negara sebagai PNBP dan sebagian lagi untuk modal usaha, serta upah warga binaan.
"Saya senang, karena warga binaan bisa produktif dan berkarya. Ada juga beberapa warga binaan yang setelah bebas, melanjutkan usaha tempe ini. Ilmunya didapat di lapas ini," tutup Desi.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.