Hari Ibu, Waspadai Moms 76 Persen Ibu Meninggal saat Persalinan

- Jumat, 23 Desember 2022 | 15:07 WIB
Ilustrasi ibu hamil yang perlu perhatian selama proses kehamilan, melahirkan, hingga pascamelahirkan. (Freepik)
Ilustrasi ibu hamil yang perlu perhatian selama proses kehamilan, melahirkan, hingga pascamelahirkan. (Freepik)

Peringatan Hari Ibu atau Mother’s Day, dijadikan sebagai momen untuk mengevaluasi kesehatan mereka. Apalagi, selama ini ibu menjadi motor penggerak utama dalam menentukan kualitas anak.

Oleh karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan, jika kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dan butuh perhatian lebih dari seluruh lapisan masyarakat.

“Ini butuh perhatian, karena ibu adalah motor penggerak utama di dalam keluarga, yang turut berperan besar dalam menentukan kualitas anak dan generasi penerus suatu keluarga,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina dikutip dari Antara, Kamis (22/12/2022).

Dalam memperingati, Hari Ibu 2022, Eni menekankan jika hari besar itu harus menjadi momentum semua pihak. Hal ini untuk lebih menghargai kesehatan ibu, baik fisik secara mentalnya, serta perannya dalam keluarga. Entah untuk suami, anak-anak, maupun pada lingkungan sosial.

Baca Juga: Apa Itu Mommy Burnout? Berikut Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, ada sekitar 76 persen kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pascapersalinan, dengan proporsi 24 persen terjadi saat hamil, 36 persen saat persalinan, dan 40 persen pascapersalinan.

Lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit.

Persentase tersebut menunjukkan, jika jangkauan akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik. Namun, kematian ibu disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang berbahaya dan amat menyakitkan bagi ibu.

-
Ilustrasi momen kebersamaan ayah dan ibu sedang menjaga bayinya. (Freepik)

Mulai dari fase sebelum hamil misalnya, banyak ibu harus menderita anemia pada saat berada di usia suburnya. Hal lain yang terjadi adalah, kekurangan energi kronik (KEK), kekurangan kalori, obesitas atau terkena Tuberkulosis (TBC) akibat gaya hidup yang salah.

Lalu, lingkungan yang tidak layak untuk hidup sehat, serta minimnya edukasi terkait pola hidup sehat di sejumlah daerah.

Baca Juga: Cegah Anak Lahir Stunting, BKKBN Sarankan Calon Ibu Periksa Kesehatan Sebelum Menikah

Kemudian pada saat ibu hamil, mereka juga harus mengalami berbagai faktor penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi sampai dengan menderita penyakit jantung.

Ada pula kondisi lain yang tidak terlihat atau tidak disadari, namun terus terjadi pada ibu dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengalami kehamilan yang tidak direncanakan.

Biasanya disebabkan oleh tidak menggunakan KB, adanya paksaan, atau menjadi korban pelecehan. Kemudian mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) saat berada di rumah.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X