Kamu Harus Tau, Ini Prosedur dan Fakta Seputar Sedot Lemak

- Jumat, 2 Agustus 2019 | 13:47 WIB
photo/froedtert.com
photo/froedtert.com

Umumnya, setiap orang baik pria maupun wanita menginginkan ukuran dan bentuk tubuh ideal. Untuk mewujudkan itu, banyak cara yang dilakukan, mulai dari olahraga, fitnes, diet, hingga memilih jalur pintas dengan sedot lemak atau disebut liposuction.

Sedot lemak kerap dipilih karena dapat menghilangkan lemak tubuh dalam waktu cepat. Namun sayangnya sampai saat ini, masih banyak orang yang belum tau soal prosedur dan fakta lain dari sedot lemak.

Dokter spesialis bedah plastik di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, dr. Teuku Fitrian, Sp. Bp atau akrab disapa dr. Tompi mengatakan bahwa tujuan sedot lemak bukan untuk menurunkan berat badan, tapi untuk mendapatkan bentuk tubuh indah dan ideal.

Sedot lemak tidak bisa sembarangan dilakukan, karena harus melalui tahapan pembedahan dan si pasien harus memiliki kondisi kesehatan yang baik. Pasien juga tidak boleh merokok, meminum alkohol, dan mengonsumsi obat-obatan pengencer darah lainnya.

Prosedur Sedot Lemak

-
photo/American Society of Plastic Surgeons

Bagi kamu yang berencana melakukan sedot lemak, sebaiknya harus tau dulu prosedurnya seperti apa. Menurut pemaparan dr. Tompi, ada 5 proses sedot lemak atau liposuction. Berikut ini penjelasannya:

  1. Beberapa bagian tubuh yang paling banyak mengalami sedot lemak, seperti leher, lengan, perut, dada, punggung, pinggang atau paha, akan ditandai.
  2. Kemudian, dilanjutkan dengan membuat sayatan kecil pada area tubuh yang sudah ditandai dan memasukkan cairan tumescent (larutan campuran lidocain, adrenalin, bicnat dan NaCl) yang berfungsi untuk memudahkan proses penyedotan dan mengurangi pendarahan pada pasien. Proses penghancuran dilakukan dengan peralatan laser (vaser), mekanik (microaire), dan secara manual.
  3. Lalu, bagian tubuh tersebut akan dibungkus dengan menggunakan korset khusus (compress garment) dan harus terus digunakan oleh pasien selama 3-6 bulan. Selain itu ada juga terapi Frekuensi Radio (RF) yang dapat membantu proses penyembuhan.
  4. Lemak yang diangkat saat proses sedot lemak tergantung pada jumlah cairan tumescent yang diberikan pada tubuh pasien. Pasien dengan proses pembiusan local akan lebih aman bila mendapatkan kurang dari 5000 cc cairan.
  5. Setelah melakukan sedot lemak, tubuh pasien akan mengalami pembengkakan dan memar di area penyedotan selama 2-3 minggu. Ini akan membuat tubuh pasien terlihat lebih besar. Namun, setelah 3-6 bulan pasca operasi, pasien akan melihat hasilnya.

Fakta Seputar Sedot Lemak

-
photo/Dr. John Newton

Sudah tau soal prosedur sedot lemak, kan? Nah, sekarang kamu juga harus tau apa saja fakta-fakta yang perlu diketahui seputar sedot lemak. Untuk itu, Indozone telah merangkumnya dari berbagai sumber, ke dalam beberapa poin berikut ini:

  • Sesuatu yang instan tentu ada risikonya, begitu juga dengan sedot lemak. Risiko terbesarnya adalah bisa terjadi pembekuan darah atau gumpalan lemak yang bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru atau otak. Sementara, risiko umumnya seperti pendarahan, infeksi, memar, perubahan warna kulit, dan mati rasa di bagian tubuh yang disedot lemaknya.
  • Perlu kamu tau, bahwa sedot lemak bukan untuk orang gendut berlebihan atau obesitas. Beberapa dokter bedah menyarankan, sebaiknya berat tubuh yang baik untuk sedot lemak adalah 30% dari berat badan ideal tubuh.
  • Sebelum memutuskan untuk sedot lemak, sebaiknya cari tau dulu berapa banyak biaya yang dikeluarkan. Di Jakarta, prosedur sedot lemak ini biayanya sekitar Rp 80 juta lebih. Harga ini di luar dari biaya perawatan intensif pasca operasi.
  • Untuk mengetahui hasil sedot lemak ini tidak serta-merta langsung terlihat pada tubuh seseorang. Sekitar 3-6 bulan pasca operasi, barulah pasien bisa melihat hasilnya. Tapi tentunya, tetap ada risiko lain selama proses itu.

Editor: Administrator

Terkini

X