Beberapa waktu belakangan ini, publik tengah dibuat khawatir dengan kasus anak yang diduga keracunan jajanan chiki ngebul, yang mengandung nitrogen cair.
Bahkan, seorang anak di Bekasi, Jawa Barat harus menjalani operasi lambung akibat jajan tersebut.
Berkaca dari kasus keracunan akibat chiki ngebul tersebut, para orangtua harus antisipasi termasuk dalam hal memberikan jajanan untuk anak-anaknya.
Baca juga: Cegah Siswa Konsumsi Nitrogen Cair, Dinkes Bangka Gercep Sosialisasi soal Chiki Ngebul
Terkait dengan ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) menyampaikan sejumlah ciri-ciri jajanan anak yang harus diwaspadai.
"Kita lihat, kalau makanan warnanya menggiurkan, warnanya cemerlang sekali itu hati-hati ya. Zat pewarna makanan yang aman itu biasanya warnanya tidak terlalu cerah," jelas dr Muzal dalam media briefing, Kamis (19/1/2023).
Oleh karena itu, dr Muzal meminta para orangtua mewaspadai jajanan anak yang memiliki warna terlalu terang, karena bisa saja mengandung Rhodamin B atau zat pewarna yang biasa digunakan untuk kertas atau tekstil.
"Kalau makanannya bisa bertahan lama, dikhawatirkan bisa mengandung pengawet tertentu," imbuhnya.
Baca juga: Pemkab Kuningan Tegas Larang Penjualan Chiki Ngebul Usai Ditemukan 1 Kasus Keracunan
Selain dari segi warna, dr Muzal juga meminta para orangtua untuk memperhatikan rasa dan bau dari jajanan yang dikonsumsi anak.
Jika ada rasa, bau atau gas yang tidak wajar, jajanan tersebut perlu jadi perhatian.
"Ada makanan yang mengeluarkan gas tertentu misalnya uap tertentu yamg mencurigakan itu juga harus hati-hati," bebernya.
Dr Muzal memaklumi jika sulit membedakan makanan yang mengandung zat berbahaya bagi tubuh anak. Oleh sebab itu, orangtua harus melakukan pengawasan terhadap jajanan anak.
"Kalau lihat makanan itu coba dicium ada bau tertentu, mengeluarkan gas, warnanya juga aneh, memang agak sulit sih kadang-kadang sehari-hari itu, agak sulit untuk membedakannya, tentunya harus kontrol," tandasnya.