Bukan cuma karena pola makan yang tidak sehat, gastroesophageal reflux disease atau GERD juga bisa makin parah bila psikologis terganggu.
Karena itulah para ahli terus mengingatkan bahwa merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik.
"Faktor psikologis ini bisa memperberat gejala GERD, mengakibatkan gangguan daripada hormon-hormon di dalam tubuh, saraf-saraf di dalam tubuh khusus pencernaan, semua terganggu ritmenya," kata dr Yongki Sp.PD dikutip dari Antara, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Heboh Kakek Nyentrik Jual Bakmi yang Aman bagi Penderita GERD dan Asam Lambung
Gangguan kecemasan dan stres berlebih yang tidak ditangani dengan baik bisa memperparah gejala GERD, lho.
Di beberapa kasus, orang GERD dengan gangguan psikologis biasanya bakal berdebar-debar hingga mengalami nyeri serta sering enggak bertenaga.
Baca juga: Sering Merasa Mual dan Kembung? Kenali Beda Gastroparesis Diabetik vs GERD
Tidak jarang kerjaan mereka jadi tidak tuntas atau berantakan karena efek yang dirasakan tersebut.
Saat ini, penderita GERD sendiri banyak yang berusia 20 sampai 30 tahun. Sehingga, penanganan GERD sebaiknya juga dibantu oleh dokter jiwa bila memang ada indikasi gangguan psikologis.
"Pasien saya secara keseluruhan beberapa persennya juga dikonsultasikan atau istilahnya rawat bersama dengan teman-teman dari psikiater, kesehatan jiwa, karena kita harus tahu bahwa sehat itu ada dua, secara fisik dan secara mental," cerita Yongki.
Baginya, sehat itu bukan hanya sekadar memperhatikan fisik saja. Tapi juga memperhatikan kondisi mental. Jadi, masalah kesehatan mental jangan dianggap sepele, ya!
