Ternyata Ini Alasan Kusta Belum Dieliminasi di Indonesia

- Kamis, 30 Januari 2020 | 21:31 WIB
Ilustrasi penyakit kulit (Pexels/Matthias Zomer)
Ilustrasi penyakit kulit (Pexels/Matthias Zomer)

Saat ini penyakit lepra atau kusta masih menjadi  momok bagi Indonesia. Penyakit infeksi tropik itu bisa dikatakan terabaikan. Padahal bebannya masih tergolong tinggi di Indonesia Timur.

Berdasarkan data, ada 132 kabupaten/kota yang belum mencapai eliminasi kusta dari 514 kabupaten/kota. Jumlah tersebut tersebar di 23 provinsi Tanah Air. Hal inilah yang membuat Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dengan angka kasus kusta tertinggi.

"Kusta itu bisa menyerang syaraf bagian tepi yang menimbulkan kecacatan. Selain itu kulit juga bisa menghitam. Itulah sebabnya kusta dicap menakutkan dan penyakit kutukan," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Anung Sugihantono, M.Kes saat ditemui Indozone, Kamis(30/1/2020) di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan.

Sementara itu, menurut dr Sri Linuwih Menaldi, Sp.KK dari Komite Ahli Eliminasi Kusta dan Frambusia, sebetulnya bisa dilakukan deteksi dini untuk penyakit kusta. Eliminasi juga mudah dilakukan karena obat mampu membunuh bakteri. Terlebih saat ini obat disediakan gratis.

"Salah satu alasan kusta tidak terdeteksi dari awal karena sangat mirip dengan penyakit kulit lain. Seperti panu, kurap, eksim sehingga dari awal tidak disadari kalau itu ternyata penyakit kusta," kata dr Sri saat ditemui dalam kesempatan yang sama.

Dirinya menjelaskan, penyakit kusta biasanya disertai dengan gejala timbul benjolan berwarna merah atau putih yang apabila disentuh mati rasa. Apabila ditemukan harus segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab bisa jadi itu pertanda kusta.

"Kalau dikasih obat itu 90 persen bakterinya mati, jadi penyakitnya bisa sembuh dan tidak menularkan ke orang lain," pungkas dr Sri.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X