3 Langkah Pemerintah Indonesia Antisipasi Virus Korona Baru

- Kamis, 30 Januari 2020 | 20:29 WIB
Ilustrasi (Contagion/Warner Bros)
Ilustrasi (Contagion/Warner Bros)

Penyebaran virus korona baru atau 2019-nCoV yang sudah mencapai negara lain membuat masyarakat dunia khawatir. Terlebih sudah banyak korban akibat virus yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Tiongkok itu. Masyarakat Indonesia juga tak luput dari kekhawatiran dan terus mendesak pemerintah melakukan tindak pencegahan.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Anung Sugihantono, M.Kes, pemerintah tidak menurunkan kewaspadaan terhadap virus korona baru walaupun di Indonesia belum ada pasien yang terkonfirmasi. Upaya yang dilakukan menyangkut urusan kerangka  pelayanan. Rumah sakit di Tanah Air khususnya sudah siap untuk melakukan penanganan apabila ada pasien terinfeksi.

"Fasilitas isolasi di Jakarta ada 3 rumah sakit yang menjadi rujukan. Di RSPI Sulianti Saroso ada 21 ruang high isolated. Lalu di RSPAD Gatot Soebroto dan RSUP Persahabatan masing-masing kapasitas 10 ruang. Tapi saya mengetahui sebagian besar rumah sakit di Jakarta mampu meskipun tidak menjadi rujukan," ujar Anung saat ditemui Indozone di Gedung Kemenkes, Kuningan, Kamis (30/1/2020).

Selain itu, pengamanan di jalur transportasi juga ditingkatkan. Salah satunya jalur transportasi udara. Di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta dan Bandara Ngurah Rai, Bali sudah disiapkan mobil evakuasi khusus berbentuk kapsul.

"Mobil tersebut akan langsung menuju ke rumah sakit apabila nantinya ada yang terinfeksi sehingga membantu meminimalisir penularan virus," kata Anung.

Sedangkan dalam hal mendeteksi kasus, ada dua sistem pengamatan yang digunakan. Pertama adalah sistem pengamatan aktif terkait surveilans. Apabila ada tenaga kesehatan yang mengetahui ada seseorang terindentifikasi terkena virus korona baru, maka bisa menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaaan. Sedangkan sistem pengatamatan pasif lebih kepada pemberitahuan apabila dirasa ada hal yang tidak nyaman.

"Contohnya seperti yang terjadi di Sorong. Orang datang menyelam dan mengeluh pilek, kemudian oleh kelompoknya dianjurkan untuk periksa, itu bagian dari pasif surveilans yang bisa kita lakukan ke seluruh masyrakat," pungkas Anung.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X