Dinkes Sulsel Kirim Sampel Anak Dicurigai Pertusis Usai 4 Orang Terkonfirmasi

- Jumat, 13 Januari 2023 | 08:25 WIB
Ilustrasi orang mengalami pertusis atau batuk seratus hari (Freepik/benzoix)
Ilustrasi orang mengalami pertusis atau batuk seratus hari (Freepik/benzoix)

Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel), tengah menunggu hasil uji laboratorium sejumlah anak yang dicurigai pertusis (batuk rejan) atau disebut batuk seratus hari.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan dan sifatnya sangat menular.

"Mereka baru dicurigai, maka sampelnya sudah kami kirim dan kita menunggu hasil labnya," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel dr Rosmini Pandin, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: 5 Cara Bersihkan Lendir di Tenggorokan Secara Alami, Jangan Paksakan Batuk!

Dikutip dari ANTARA, berdasarkan data terakhir Dinkes Sulsel, ada empat kasus terkonfirmasi pertusis dari hasil laboratorium, yaitu dari Kabupaten Maros dua orang, Bulukumba dan Luwu masing-masing satu orang.

-
Ilustrasi - Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang dilakukan untuk melengkapi imunisasi anak di Makassar. (ANTARA Foto/HO-Unicef Perwakilan Sulsel)

Sementara itu, masih ada 30 orang yang tengah menunggu hasil laboratorium. Mereka tersebar di kabupaten Maros, Luwu Utara, Bulukumba, Luwu dan Pangkep.

Rosmini menjelaskan, pertusis terjadi karena vaksinasi atau yang sering disebut imunisasi lengkap tidak terpenuhi. Sedangkan pertusis bisa dicegah dengan vaksinasi.

Baca juga: Bukan Batuk, Ini Gejala Baru COVID-19 yang Harus Diwaspadai

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I seperti polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus. Adanya kasus dari penyakit tersebut telah dapat dikategorikan KLB (Kejadian Luar Biasa).

"Jelas memang bahwa imunisasi itu mencegah KLB. Maka dengan kejadian ini imunisasi lengkap jangan diabaikan dan segera harus dilengkapi," ujarnya.

Lebih lanjut Rosmini mengatakan, pihaknya sedang melakukan mitigasi terhadap upaya pencegahan pertusis.

Sejumlah tindakan dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari kemungkinan penyebaran yang bisa terjadi, termasuk skrining kepada keluarga terdekat dengan warga yang dicurigai pertusis.

"Sistem kewaspadaan dini dilakukan dalam sekali 24 jam, mulai dari bidan desa, pegawai puskesmas hingga ke kabupaten yang harus segera melaporkan ke provinsi," imbuhnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X