Penuhi Kecukupan Konsumsi Air Demi Cegah Gangguan Ginjal

- Kamis, 10 November 2022 | 16:13 WIB
Ilustrasi kebutuhan air pada tubuh harus tercukupi. (Freepik)
Ilustrasi kebutuhan air pada tubuh harus tercukupi. (Freepik)

Kekurangan cairan pada tubuh, tentu saja akan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Sehingga, disarankan untuk orang dewasa minum air delapan gelas atau dua liter per hari.

Dinas Kesehatan DKI meminta masyarakat untuk memenuhi kecukupan konsumsi air. Hal itu dilakukan untuk mencegah dehidrasi yang bisa mengganggu fungsi ginjal, bahkan bisa mengalami kerusakan.

"Kebutuhan manusia untuk makan minum itu harus tercukupi dengan baik, termasuk kecukupan volume cairan di dalam tubuh," ucap Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti dikutip dari Antara, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: 70% Sumber Air Minum di Indonesia Terkontaminasi Limbah Tinja, Bolehkah Dikonsumsi?

Menurutnya, untuk dewasa kecukupan cairan ideal adalah dua liter, dan bayi mencapai 800 mililiter, atau disesuaikan dengan berat badan.

"Biasanya, kalau anak-anak itu ditandai dengan rewel artinya mungkin masih haus atau masih lapar," ujarnya.

Dinkes DKI menyebutkan, usia bayi nol hingga enam bulan kebutuhan cairannya berasal dari Air Susu Ibu (ASI). Kemudian, anak usia 7-12 bulan perlu kecukupan cairan 800 mililiter per hari atau setara tiga gelas.

Kemudian, usia satu hingga tiga tahun, kebutuhan cairan mencapai 1.300 mililiter per hari atau setara lima gelas. Sedangkan usia empat hingga delapan tahun kebutuhan konsumsi air mencapai 1.700 mililiter per hari atau enam gelas per hari.

Baca Juga: Kaya Air dan Serat, Ini 5 Manfaat Bengkoang Bagi Kecantikan dan Kesehatan

Adapun sumber cairan dari minuman tidak hanya berasal dari air mineral saja, tapi bisa juga dari susu, atau jus buah.

Sementara itu, mengantisipasi gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, Widyastuti mengimbau selain mencukupi kebutuhan cairan, masyarakat juga perlu memperhatikan frekuensi buang air kecil.

"Begitu seorang anak mengalami pengurangan volume urine, atau frekuensi urine  yang mungkin biasa enam kali, tiba-tiba berkurang, itu harus curiga. Apakah ada suatu masalah dengan sistem saluran kemihnya," katanya.

Sementara itu, terkait kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak, Dinkes DKI mencatat sudah tidak ada penambahan kasus sejak 31 Oktober 2022.

Dinkes DKI mencatat hingga 8 November 2022, tercatat mencapai 154 kasus berdasarkan penelusuran rumah sakit di Jakarta.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X