Banyak Kehamilan Usia Dini di Indonesia, Dokter: Kurangnya Edukasi Seks

- Jumat, 6 Januari 2023 | 06:00 WIB
Ilustrasi kehamilan usia dini. (Freepik/luis_molinero).
Ilustrasi kehamilan usia dini. (Freepik/luis_molinero).

Belakangan viral di media sosial kasus anak usia 12 tahun dikabarkan hamil 8 bulan. Kehamilan pada usia 'dini' bisa berdampak negatif pada kesehatan anak dan bayinya, juga pada sosial dan ekonomi.

Data terbaru Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 9,5 persen wanita usia 15 hingga 19 tahun sudah melahirkan dan sedang mengandung anak pertama. Dengan rincian 7 persen sudah pernah melahirkan dan 2,5 persen lainnya sedang mengandung anak pertama.

Baca juga: Viral Anak 12 Tahun Hamil 8 Bulan, Dokter Kandungan Ungkap 3 Risiko Hamil Dini

Hal tersebut tentu menjadi kekhawatiran baru pada tenaga ahli di Indonesia. Salah satu yang menyoroti hal tersebut ialah spesialis obstetri dan ginekologi dr Boy Abidin.

"Jadi kalau misalkan ada kehamilan di usia remaja atau di bawah usia ideal, risikonya bisa meningkat. Bisa terjadi risiko saat hamil, saat proses persalinan, dan proses setelah melahirkan," ungkapnya saat dihubungi Indozone, Kamis (5/1/2023).

Lebih jauh dr Boy memaparkan, kasus kehamilan di usia dini masih menjadi PR pemerintah Indonesia yang perlu ditangani. Namun ia menyadari, edukasi seksual terkait kesehatan reproduksi masih menjadi sebuah tantangan.

-
Ilustrasi wanita hamil. (FREEPIK/partystock)

"Untuk edukasi seks, memang harus diakui kita masih kurang. Banyak dari anak kita yang otodidak belajarnya, belajar dari internet, dari social media, jadi tidak maksimal," imbuhnya.

Padahal menurut dr Boy, mencegah terjadinya kehamilan usia muda dapat dilakukan dengan pemberian edukasi seksual sejak anak usia balita. Edukasi seks dapat diberikan oleh orangtua di rumah.

Baca juga: Kisah Pilu Anak 12 Tahun Hamil 8 Bulan, Dokter Boyke Singgung Efek Jangka Panjangnya

"Seks education itu harus diberikan dari sekolah dasar, baiknya di rumah sudah mulai dikenalkan pada anak usia balita. Cara sederhana seperti mengenalkan mana kelamin laki-laki, mana kelamin perempuan dan fungsinya secara basic," paparnya.

Setelah anak sudah memasuki usia pubertas, kira-kira di usia 9 atau 10 tahun, sudah mulai dibimbing terkait fungsi kesehatan reproduksi dan pergaulan antar teman. Sehingga anak-anak tidak mengambil keputusan yang dapat merugikan diri mereka sendiri.

"Kalau memang anaknya sudah pubertas, sudah suka lawan jenis, anak harus dibimbing dan diarahkan sehingga dia tidak melakukan hal-hal merugikan. Kemudian benteng agama juga diperkuat untuk menjaga diri, menjaga kesehatan," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X