Kanker Payudara HER2 Tak Bisa Dideteksi dengan Meraba Benjolan

- Minggu, 21 Maret 2021 | 17:31 WIB
Ilustrasi perempuan memakai simbol kanker payudara. (Forbes)
Ilustrasi perempuan memakai simbol kanker payudara. (Forbes)

Salah satu gejala mengalami kanker payudara adalah dengan menemukan benjolan di payudara. Namun berbeda dengan kanker payudara tipe Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2). Sebab kanker tipe ini tidak bisa dideteksi dengan hanya meraba benjolan di payudara.

"Penentuan tipe kanker setelah pemeriksaan patologi untuk mengetahui kanker atau tidak. Untuk sampai ke tipe HER2 harus dilanjutkan pemeriksaan imunohistokimia untuk menentukan tipe HER2 atau bukan. Hampir tidak mungkin (benjolannya HER2 atau bukan) diperiksa di rumah," kata Dokter spesialis bedah onkologi di RSCM, Sonar Soni Panigoro dikutip dari Antara, Minggu (21/3/2021).

Selain harus melalui pemeriksaan imunohistokimia untuk mendeteksi adanya kanker ini, tipe HER2 juga tidak memiliki gejala khusus. Sonar mengatakan belum ada penelitian khusus yang spesifik mengenai penyebab kanker payudara tipe HER2.

Kanker payudara tipe ini hanya mengandung reseptor HER2 tanpa reseptor hormon progesteron dan estrogen seperti pada luminal A dan B. Pengobatannya pun hanya kemoterapi dan pemberian obat anti-HER2 atau Trastuzumab.

"Untuk HER2 hanya bisa diberikan kemoterapi setahun karena setelah itu tidak ada manfaat lain. Untuk obat-obat kemoterapi kita belum mampu produksi karena bahan baku masih sulit dan teknologi yang tidak murah. Trastuzumab masih impor, walau sekarang sudah ada obat yang mirip," tutur Sonar.

Awalnya, lanjut Sonar, harga Trastuzumab di atas Rp25 juta. Namun sekarang sudah ada di bawah Rp10 juta. Kendati demikian, pemberian untuk stadium dini belum masuk tanggungan BPJS, baru hanya untuk stadium lanjut.

BACA JUGA: Langka! Wanita Ini Mengeluarkan Air Mata Darah Ketika Menstruasi

Dari sisi peluang bertahan hidup selama lima tahun, penderita kanker payudara tipe HER2 diperkirakan sekitar 75 persen, lebih tinggi dari tipe triple-negatif yang berada di angka 60 persen dan lebih rendah dari luminal A dengan peluang 80-90 persen.

"Luminal A dan B masih ada obat yang terus diminum jangka panjang. Sementara triple-negatif kemoterapi tidak bisa diberikan seumur hidup, hanya untuk durasi tertentu karena efek cukup berat," kata Sonar.

Ia mengingatkan, pengobatan pada stadium dini paling dianjurkan. Pengobatan pada stadium 0 atau 1 bisa berpeluang sembuh sekitar 90 persen lebih. Peluang turun menjadi 70 persen pada stadium 2 dan semakin turun menjadi 50 persen pada stadium 3. Sementara pada stadium 4, kanker cenderung sulit disembuhkan.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X