Studi: Minum Banyak Air Bukan Cara Terbaik Untuk Hidrasi Tubuh

- Senin, 12 Agustus 2019 | 14:30 WIB
photo/Ilustrasi/Pexels
photo/Ilustrasi/Pexels

Air sangat penting untuk kesehatan tubuh. Menurut para ahli, tubuh yang kekurangan air sangat berpotensi mengalami dehidrasi. Tak hanya itu, dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan daya tahan tubuh melemah. Bahkan, dehidrasi ringan bisa mengganggu suasana hati seseorang atau kemampuan berkonsentrasi.

Minum air adalah cara efektif bagi setiap orang untuk tetap terhidrasi. National Academy of Medicine merekomendasikan agar wanita dan pria dewasa minum setidaknya 91 ons (2,7 liter) dan 125 ons (3,7 liter) air setiap hari.

Namun ternyata, minum banyak air sepanjang hari bukanlah cara terbaik atau paling efisien untuk hidrasi tubuh. "Jika Anda minum air, dan dalam dua jam urine Anda sangat banyak dan jernih, itu berarti air tidak bertahan," kata profesor kesehatan masyarakat di Appalachian State University, David Nieman.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Human Performance Lab di North Carolina Research Campus itu mengatakan air punya kecenderungan masuk ke sistem pencernaan manusia ketika tidak disertai dengan makanan atau nutrisi. 

Kondisi itu terjadi ketika orang minum air dalam jumlah besar saat perut kosong. "Tidak ada manfaat dari konsumsi semacam itu," kata dia.

Beberapa penelitian terbaru mendukung klaim Nieman bahwa minum banyak air bukanlah cara terbaik untuk tetap terhidrasi. Misalnya, studi pada 2015 di American Journal of Clinical Nutrition, para peneliti membandingkan efek hidrasi jangka pendek dengan mengonsumsi lebih dari selusin minuman yang berbeda, mulai dari air putih, susu, teh, dan bir.

Berdasarkan analisis urine yang dikumpulkan dari sukarelawan, para peneliti menyimpulkan bahwa beberapa minuman termasuk susu, teh, dan jus jeruk lebih menghidrasi daripada air putih.

Tentu saja, tidak ada peneliti yang menyarankan untuk membuang air putih dan menggantinya dengan susu. Namun, penulis studi 2015 itu menyatakan ada beberapa "elemen minuman" yang memengaruhi berapa banyak H2O yang dipertahankan oleh tubuh. Elemen itu termasuk kandungan nutrisi minuman, serta keberadaan "agen diuretik" yang meningkatkan jumlah urine seseorang.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Minum air bersama dengan asam amino, lemak, dan mineral tampaknya membantu tubuh mengambil dan mempertahankan lebih banyak H2O (senyawa air). "Orang-orang yang minum berbotol-botol air di antara waktu makan dan tanpa makanan, mereka mungkin mengeluarkan sebagian besar air itu," kata Nieman.

Konsumsi Air Berlebihan Bisa Berbahaya

Para ahli juga berpendapat bahwa mengonsumsi air terus-menerus dalam jumlah besar itu tidak sepenuhnya benar. Urine memang mengangkut produk sampingan kimia dan limbah keluar dari tubuh, namun minum banyak air saat perut kosong tidak meningkatkan proses pembersihan itu.

Sementara, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, konsumsi air yang berlebihan bahkan bisa berbahaya.

"Pada atlet atau orang yang berolahraga berjam-jam jika mereka hanya minum air, mereka akan membuang terlalu banyak natrium dalam urine mereka yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam kadar natrium tubuh," kata Nieman.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Dokter menyebutkan bahwa ketidakseimbangan itu sebagai hiponatremia atau kondisi yang terjadi jika tubuh tubuh menyimpan terlalu banyak air. Gejala kondisi ini diawali dengan mual, sakit kepala, kebingungan, dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, minum air terlalu banyak bisa menyebabkan kematian. 

Sejumlah peneliti bahkan mengatakan minum air sebelum atau selama makan  adalah cara lain yang baik untuk hidrasi. "Minum air dengan asam amino, lemak, vitamin atau mineral membantu tubuh mengambil lebih banyak air. Itulah sebabnya minuman seperti susu dan jus buah cenderung terlihat cukup baik dalam studi hidrasi ini," ujarnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X