Setiap pasangan memiliki tingkat oksitosin yang tinggi dalam tubuh mereka saat awal hubungan. Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi pada tahun 2012 di National Institute of Health (NIH).
Tingkat tinggi oksitosin dapat membuat seseorang merasa santai, menurunkan stres, menimbulkan kepercayaan dan menurunkan kecemasan.
Hormon cinta ini bermanfaat meningkatkan hubungan karena dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan, kesetiaan, empati, serta ikatan.
Bukan hanya itu saja, tapi penelitian lain juga mengungkapkan kalau oksitosin bertanggung jawab atas komunikasi yang terjadi terhadap kedua pasangan.
Bagi penderita autisme yang memiliki kesulitan dalam merespons, dikarenakan rendahnya tingkat oksitosin. Bagi ibu yang memiliki tingkat oksitosin yang tinggi, maka akan memiliki pola asuh yang penuh kasih sayang.
Pada laki-laki hormon ini dapat mempengaruhi kesehatan yang merangsang produksi dan kesehatan sperma. Sedangkan pada wanita hormon ini dapat memicu persalinan dan merangsang produksi ASI.
