Waspada, Karbon Monoksida dalam Rokok Ganggu Saluran Oksigen ke Otak

- Kamis, 19 Desember 2019 | 13:52 WIB
ilustrasi/pexels
ilustrasi/pexels

Kita semua tau bahwa rokok dengan segala kandungannya berbahaya untuk kesehatan tubuh. Nah, salah satu kandungan dalam rokok yang cukup berbahaya ialah zat karbon monoksidanya.

Zat ini menjadi salah satu potensi gangguan penyaluran oksigen ke otak, dan bisa mengakibatkan oksigen yang beredar berkurang atau hipoksia.

-
ilustrasi/pexels

Ahli jantung Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita, dr Renan Sukmawan ST mengatakan bahwa, zat karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok tembakau menjadi salah satu zat yang dapat menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah.

"Karenanya, selain harus mengubah gaya hidup sehat dan tentunya menghilangkan kebiasaan merokok, perokok harus tahu kapan mereka harus berhenti. Para perokok ini sebaiknya berhenti secepatnya, karena berdasarkan riset yang saya baca itu akan mengurangi bahaya tembakau hingga 90 persen," ujar Renan di Jakarta, Rabu (18/12).

Kandungan zat karbon monoksida yang berbahaya dalam rokok membuat banyak orang beralih ke rokok elektronik. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh American College of Cardiology pada November 2019 lalu, menunjukkan bahwa perokok yang beralih ke rokok elektronik mengalami peningkatan fungsi vaskular dalam waktu satu bulan.

-
ilustrasi/unsplash

Dari penelitian itu juga menunjukkan bahwa perokok, terutama perempuan yang beralih dari rokok tembakau ke rokok elektronik mengalami peningkatan fungsi pembuluh darah yang lebih baik, khususnya di sel endotel (sel yang berada dalam dinding pembuluh darah).

Melansir dari laman web University of Dundee, Guru Besar Kedokteran dan Terapi Kardiovaskular di University of Dundee, Jacob George mengatakan, setiap peningkatan fungsi jantung menghasilkan penurunan 13 persen dalam tingkat kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung.

"Dengan beralihnya para partisipan (peserta penelitian) dari rokok ke rokok elektronik, kami menemukan peningkatan persentase poin rata-rata 1,5 dalam satu bulan, dan ini merupakan peningkatan yang signifikan dalam kesehatan jantung," kata Jacob.

Selain itu, pihaknya juga menemukan bahwa orang yang terlepas dari rokok elektronik, baik dengan kandungan nikotin atau tidak, kesehatan pembuluh darahnya akan mengalami peningkatan setidaknya dalam jangka waktu pendek.

-
ilustrasi/unsplash

"Seseorang akan melihat peningkatan pada kesehatan pembuluh darah dibandingkan merokok dengan rokok konvensional," tambahnya.

Dengan berbagai temuan ini diharapkan, akan ada pandangan baru untuk menghadapi tingginya kerugian dari penyakit jantung atau penyakit katastropik lain, yang disebabkan oleh rokok.

BPJS Kesehatan, sejak Januari hingga Mei 2019 mengaku telah menghabiskan biaya sebesar Rp20 triliun untuk penderita penyakit katastropik. 52 persen di antaranya digunakan untuk penyakit jantung.

Di sisi lain, Public Health of England mengumumkan bahwa penggunaan rokok elektronik, 95 persen lebih rendah risikonya dibanding rokok konvensional. Ini karena tidak adanya proses pembakaran yang menghasilkan karbon monoksida.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X