Cegah Obesitas, Kemenkes dan Badan POM RI Imbau Masyarakat Batasi Konsumsi Gula

- Kamis, 2 Maret 2023 | 08:10 WIB
Media Workshop Stop Rantai Obesitas Sedini Mungkin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2023) (Dok. Germas)
Media Workshop Stop Rantai Obesitas Sedini Mungkin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2023) (Dok. Germas)

Obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik yang mengarah pada penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan diabetes sehingga perlu dicegah sedini mungkin.

Dalam siaran pers resminya, Kemenkes dan Badan POM RI mengimbau terkait pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak serta cermat membaca label gizi kemasan yang telah dimulai pada 2013.

Baca juga: Konsumsi Yoghurt Rendah Lemak Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Fakta Atau Mitos?

“Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, 1 dari 5 anak berusia 5-12 tahun, dan 1 dari 7 remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas memiliki konsekuensi berat pada anak karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik,” kata Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI.

Prevalensi sindrom metabolik (SM) di Indonesia sebesar 23,34%, lebih tinggi pada laki-laki (26,2%) dibandingkan pada perempuan (21,4%) dan diprediksi menyebabkan kenaikan dua kali lipat risiko terjadinya penyakit jantung dan lima kali lipat pada penyakit diabetes melitus tipe 2.

Untuk itu pemerintah menyerukan agar semua pihak, termasuk para guru, orang tua dan pelaku sektor swasta, memprioritaskan asupan nutrisi seimbang pada anak, serta mendorong aktivitas fisik untuk mencegah dan menghentikan rantai obesitas sedini mungkin.

"Berbagai upaya juga sudah dilakukan pemerintah mulai dari menerbitkan Permenkes tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji serta melakukan edukasi terkait aturan tersebut,” jelas Dr. Eva.

Baca juga: Amankah Obat Penurun Tekanan Darah Tinggi untuk Ginjal? Ini Penjelasan Dokter 

“Kami menyadari bahwa isu obesitas terutama pada anak dan remaja berdampak negatif bagi kesehatan karena bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik pada saat mereka dewasa, sehingga perlu adanya kerja sama seluruh pihak dalam mengatasi isu ini. Sejak 2013, kami secara aktif berkolaborasi dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, media, dan masyarakat melalui kampanye Cermati Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (#BatasiGGL) serta Baca Label Kemasan sebagai salah satu upaya penanggulangan isu obesitas di Indonesia,” kata Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng., Head of Strategic Marketing Nutrifood.

Sebagai upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat diajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X