Kasus COVID-19 di Indonesia Nge-gas, Arcturus Jadi Penyebabnya? Ini Kata Kemenkes

- Kamis, 13 April 2023 | 09:50 WIB
Ilustrasi petugas medis melakukan tes PCR. (Antara)
Ilustrasi petugas medis melakukan tes PCR. (Antara)

Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia menunjukkan tren peningkatan kasus. Dalam sepekan terakhir, kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 mencapai 45,74 persen dengan kasus kematian meningkat mencapai 44 persen.

Rinciannya, selama periode 29 Maret - 4 April, jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan berjumlah 2.949 kasus. Kemudian naik menjadi 4.298 kasus konfirmasi COVID-19 selama rentang periode 5-11 April.

Baca juga: Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta, Varian Arcturus Jadi Biang Kerok?

Sementara pada kasus kematian COVID-19 selama sepekan terakhir berjumlah 36 kasus. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode 29 Maret - 4 April yang tercatat 25 kasus kematian.

-
Ilustrasi seorang pria menggunakan masker. (Freepik)

Di beberapa negara, lonjakan kasus COVID-19 disebabkan subavarian Omicron XBB 1.16 atau Arcturus. Lantas, apakah varian Arcturus juga menjadi penyebab lonjakan kasus di Indonesia?

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siti Nadia Tarmizi menegakan, lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia bukan disebabkan varian baru Arcturus. Hal ini lantaran masyarakat sudah abai akan protokol kesehatan.

Baca juga: Sandiaga Uno Minta Tempat Wisata Antisipasi Lonjakan COVID-19 saat Libur Lebaran

"Dan masyarakat cenderung tidak tes sehingga kalau merasa batuk, pilek, istirahat, dan merasa sembuh," jelas dr Nadia dalam keterangannya, Kamis (13/4/2023).

Hingga saat ini, pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya perburukan gejala hingga risiko kematian akibat COVID-19.

"Kalau sampai saat ini belum ada (varian baru). Kita tetap mengimbau masyarakat untuk segera booster," pungkasnya. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X