Medical Check Up Gak Cukup Cegah Penyakit, Cobalah Deteksi Kesehatan Lewat Tes Genomik

- Senin, 19 Desember 2022 | 11:24 WIB
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan lewat cek genetik melalui tes genomik. (Freepik)
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan lewat cek genetik melalui tes genomik. (Freepik)

Akhir-akhir ini, sejumlah orang rela merogoh kocek cukup dalam untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Mulai dari melakukan pemeriksaan labolatorium hingga medical check up.

Kini, cara untuk mengetahui risiko penyakit melalui genetik pun, bisa dilakukan dengan cara yang mudah. Salah satunya, menggunakan teknologi pemeriksaan tes genomik.

Tes ini memfasilitasi para pasien dengan memberikan informasi melalui beberapa panel. Dari hasil yang ada, maka pasien bisa mengetahui keterangan dari risiko penyakit yang didapatkan secara genetik individualnya.

Baca Juga: Jangan Takut Cek Kesehatan Gigi saat Pandemi, Ini Tipsnya

Seperti mengetahui Covid-19 Risk Panel, Metabolisme Nutrisi, Kesehatan Kardiometabolik, Intoleransi Makanan, Pengaturan Berat Badan, Kebugaran & Aktivitas Fisik, Kebiasaan Makan, Pola tidur & Gaya Hidup, Antioksidan & Inflamasi, Hormon, Fungsi Metilasi, Risiko Cedera.

"Tes genomik seperti apa? Kalau kita fokus dengan diabetes ya kita lihat semua faktor yang terkait dengan diabetes melitus,” ucap peneliti dan ahli genomik molekuler, Safarina G. Malik, di acara talkshow edukasi kesehatan ‘A GENEius Way fot Healthier Life’, belum lama ini.

“Jadi, kita lihat asosiasi genetik ini dengan traits. Ini adalah future medicine, karena future medicine ini lebih ke arah prevention. Walau klinisnya belum muncul kita bisa cegah dengan jaga pola hidup dan makanan," sambungnya.

Baca Juga: Jangan Takut Cek Kesehatan Gigi saat Pandemi, Ini Tipsnya

-
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahaan KALGen Innolab, meluncurkan Nutrigenme Life, pemeriksaan genetik terbaru yang dapat menganalisa variasi DNA berkaitan dengan pola hidup individu. (Antara/Suci Nurhaliza)

Safarina menambahkan, mengetahui perbedaan genetik dari setiap individu, sangatlah membantu pasien dalam membedakan pola hidupnya dengan orang lain.

"Lingkungan itu bisa mencakup makanan, physical activities, dan temperatur. Enggak pernah gen bekerja sendiri dengan lingkungan. Makanan yang kita makan itu berbeda, kita bakal banyak makan yang dari lingkungan kalau tinggal di daerah remote, tapi kalau dari kota besar kita lebih banyak makan dari supermarket dan lain-lain," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik DKI Jakarta (PDGKI-Jaya), dr. Ida Gunawan, MS., SpGK (K) FINEM menyatakan, dari imbauan yang beredar, bisa jadi tidak sesuai dengan kondisi tubuh seseorang. Hal itulah yang membuat tes genomik penting.

"Kita harus melakukan pemeriksaan sampai genetik kita, karena nutrisi yang kita makan sifatnya sangat individual. Bisa saja guideline yang beredar kalau dijalankan untuk saya tidak mendapatkan hasil yang diinginkan," jelas dr. Ida.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X