Semakin menjamurnya pedagang kurma secara online, baik melalui akun Facebook maupun live di TikTok, membuat para pedagang kurma di Lamongan mengalami penurunan omzet.
Dwi Rani (38) salah satu pedagang kurma di jalan Kyai Hasyim Ashari Lamongan mengakui, Ramadan tahun ini dirinya mengalami penurunan omzet.
"Kalo dibilang sepi sih gak sepi, namun jika dibandingan beberapa tahun yang lalu, Ramadhan tahun ini omzet saya mengalami penurunan," ujar Dwi Rani kepada Z Creators.
Wanita yang sudah berjualan kurma selama 10 tahun ini menyebut, banyaknya saingan serta para penjual online di medsos seperti Facebook serta TikTok, diduga menjadi penyebab penurunan omzetnya.
"Ya mungkin karena sekarang trennya serba online, sampai kurma pun di jual secara online di Facebook serta TikTok," katanya.
Baca Juga: Menikmati Kurma Bel Sara khas Tunisia di Belgia, Lembut Manis Meleleh di Mulut
Meski alami penurunan, Dwi Rani mengaku kurma daganganya laku 10-15 Kilogram setiap harinya.
"Per hari masih laku antara 10 sampai 15 Kilogram," ujarnya.
Dilapak dagangnya, Dwi Rani menjual berbagai jenis kurma. Beberapa di antaranya golden valley seharga Rp60 per kilogram (kg), khalas seharga Rp 60 per kg.
Lalu ada pula kurma emirates seharga Rp40 ribu per kg, kurma nabi seharga Rp200 ribu per kg, ajwa tangkai seharga Rp140 ribu per kg, dan sukari seharga Rp100 ribu per kg.
“Paling banyak yang dibeli golden valley dan palm. Karena harga merakyat dan standar. Kalau kurma nabi dan ajwa tangkai, hanya orang tertentu yang beli,” pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Kedubes dan Departemen Agrikultur AS Kenalkan Produk Unggulannya: Kurma hingga Kacang Arab
- Resep Menu Buka Puasa Ala Chef Amerika Serikat, Shayna: Bahan Dasar Kurma
- Kebiasaan Unik Olla Ramlan saat Sahur: Hanya Makan Kurma dan Minum Air Mineral
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
