Sebagai orang Indonesia, kamu pasti sudah mengenal atau sudah sering mencicipi tempe. Bahkan, tempe bukan hanya digemari oleh orang-orang Indonesia saja, tapi juga di berbagai negara lainnya dan sering disebut sebagai soybean cake. Di luar negeri, tempe dibanderol dengan harga yang sangat mahal.
Padahal, di Indonesia tempe merupakan makanan yang terjangkau. Seperti kita ketahui, tempe adalah makanan yang dibuat dari bahan baku kacang kedelai. Sehingga, tempe dianggap sebagai makanan yang sehat dan bernutrisi.
Kamu bisa menemukan berbagai macam jenis tempe yang dibedakan berdasarkan bahan dan cara pengolahannya, misalnya saja tempe mendoan dan tempe gembus. Meski tempe dikenal sebagai makanan yang sehat dan bernutrisi, ada satu jenis tempe yang ternyata berbahaya jika dikonsumsi. Jenis tempe tersebut adalah tempe bongkrek yang berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah.
Berbeda dengan tempe biasanya, tempe bongkrek tidak dibuat dari kacang kedelai, melainkan dari bungkil kelapa. Sehingga, jangan heran jika kamu melihat tempe bongkrek memiliki penampilan yang jauh berbeda dari tempe biasanya. Sebab, tempe bongkrek tidak berwarna putih atau kuning, tapi berwarna gelap.
Banyak kasus keracunan yang terjadi akibat mengonsumsi tempe bongkrek. Meski begitu, masih ada saja orang-orang yang mengonsumsinya. Selain rasanya yang gurih, tempe bongkrek tetap menjadi pilihan karena harganya yang jauh lebih murah dari tempe biasanya.
Berdasarkan ilmu kesehatan, tempe bongkrek berbahaya karena tempe tersebut mengandung bakteri-bakteri yang bisa menimbulkan racun toxoflavin dan asam bongkrek. Racun ini tidak mudah dibuang oleh tubuh, sehingga akan terus mengendap.
Umumnya, tempe bongkrek akan mengkontaminasi tubuh selama kurang lebih 24 jam. Para penderitanya akan mengalami gejala mulai dari lemas, pusing hingga sesak nafas. Pada kondisi yang buruk, hal ini dapat menjadi penyebab utama kematian mendadak pada manusia.
