Seperti Sultan-sultan Ottoman, Muslim di Turki menikmati ‘makan besar’ saat berbuka puasa. Mereka menyantap hidangan pembuka berupa sup dan salad, sajian utama berupa daging-dagingan, roti dan nasi sampai menu penutup. Salah satu dessert khas Ramadhan di Turki adalah Gullac.
Gullac merupakan puding yang terbuat dari campuran susu sapi, gula pasir dan phyllo sejenis kulit pastry tipis. Pelengkapnya, kacang pistachio, walnut dan ceri segar untuk toppingnya. Sebagian orang menggantinya dengan delima.
Gullac mudah dibuat dan rasanya light, sehingga cocok untuk menu berbuka puasa. Hidangan penutup ini biasanya dinikmati dingin bersama kopi atau teh khas Turki.
Tahun 1400-an, orang-orang Turki membuat phyllo dari tepung maizena dan air. Lembaran-lembaran tipis itu lalu dijemur sampai kering. Di zaman modern, phyllo instan buatan pabrik diproduksi massal. Jelang dan selama Ramadhan, banyak dijual phyllo dalam kemasan. Saat akan digunakan, cukup merendamnya dalam campuran susu dan gula.
Di masa Kekaisaran Ottoman, Gullac merupakan sajian istimewa saat Ramadhan. Para Sultan menikmati puding lapis ini sebagai hidangan penutup. Berabad-abad kemudian, tradisi ini terus berlanjut sampai sekarang. Selain di rumah-rumah, Gullac juga dijual di kafe-kafe selama bulan suci Ramadhan.
Dalam bahasa Turki, Gullac berasal dari kombinasi kata Gul yang berarti bunga mawar dan As, yang berarti makanan. Karena dahulu Gullac terbuat dari campuran air mawar. Di lingkungan istana Ottoman, air mawar lazim digunakan sebagai pemanis dan pengharum makanan.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
