Buah ceri tergolong populer di Indonesia. Buah ini biasanya digunakan untuk bahan pembuatan kue, hiasan makanan dan minuman. Ceri merupakan tanaman asli daerah subtropis. Ada puluhan spesies ceri, tetapi enggak semua buahnya bisa dimakan.
Di Turki, tumbuh subur berbagai spesies ceri, termasuk ceri laurel (nama latinnya Prunus laurocerasus). Di kota Istanbul, pohon ceri laurel ditanam di jalan raya, taman kota dan kebun-kebun warga. Ada yang menyebutnya karayemis, taflan dan anggur Laz.
Buah ceri laurel bisa dikonsumsi segar, atau diolah menjadi manisan kering, acar, selai dan marmalade. Ceri laurel yang masih mentah berwarna hijau dan merah cerah. Setelah matang berubah menjadi merah kehitaman mirip anggur. Teksturnya kenyal, rasanya enggak terlalu manis.
Dari Turki Menyebar ke Eropa
Tahun 1546, orang Prancis bernama Pierre Belon membawa ceri laurel dari Trabzon, Turki ke Eropa. Buah ini kemudian menyebar ke Prancis, Italia, Austria dan Inggris. Sejak tahun 1600, pohon ceri laurel populer sebagai tanaman pagar di Eropa, karena daunnya tetap hijau sepanjang tahun dan bunganya harum.
Daun pohon ceri laurel sering digunakan untuk membuat karangan bunga, teh dan penghilang bau menyengat. Infus dingin daunnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi mata. Sementara air sulingan daun digunakan untuk wewangian dan pewarna alami.
Ceri Laurel Kaya Khasiat
Ceri laurel kaya vitamin C, kalsium dan serat. Mengonsumsi buah ini dalam porsi wajar, bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh, memperlancar sirkulasi darah, mengatasi anemia, insomnia, memperkuat tulang dan otot, menjaga kesehatan otak dan usus, mengobati maag, serta mengatasi gangguan saraf dan stress.
Ceri laurel juga diklaim bisa mengobati infertilitas, memperkuat organ reproduksi, mencegah penyakit kista dan kanker.
Baca Juga: Disebutkan dalam Al-Qur'an, Buah Tin Dijual di Supermarket Amerika, Harganya Luar Biasa!
Ceri Laurel Mengandung Sianida
Meski kaya khasiat, hampir semua bagian tanaman ceri laurel mengandung hidrogen sianida. Racun ini ditemukan terutama pada daun, biji dan batang. Meski kadar hidrogen sianidanya sangat kecil, biji dan buah yang sangat pahit enggak boleh dimakan, karena berpotensi menyebabkan gagal nafas, kejang, koma bahkan kematian.
Saat daun dan batangnya layu, kandungan sianida meningkat, membuat tanaman lebih beracun.
Artikel Menarik Lainnya:
Aksi Lucu Jan Ethes Jadi Jubir Keluarga Jokowi di Acara Midodareni Erina Gudono
Tatapan Kosong Marsha Aruan Saat Sang Ayah Dimakamkan
Wisata Anti Mainstream di Kirgistan, Merasakan Hidup Nomaden ala Warganya