Pada saat wilayah Nusantara masih dijajah oleh pemerintahan Hindia Belanda, ternyata masyarakat pribumi pernah menjadi bagian dari Piala Dunia tahun 1938.
Dalam menyambut perhelatan tersebut pun, pemerintah Hindia Belanda melakukan berbagai strategi untuk mendapatkan tim skuad yang mumpuni dan mampu membawa nama baik Hindia Belanda.
Baca Juga: Gegara Sulit Kawin Kekuatan Militer Hindia Belanda Melemah, Tentara Kena Penyakit Kelamin!
Dikutip dari Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation (RSSSF) dalam artikel yang berjudul Dutch East Indies - Football History, pemerintah Hindia Belanda melakukan berbagai seleksi untuk masyarakat pribumi dalam menghasilkan tim skuad yang tangkas dan siap memboyong piala dari perhelatan akbar tersebut.
Salah satu bentuk seleksi Hindia Belanda ialah dengan memantau serangkaian pertandingan seleksi di seluruh Jawa antara bulan Desember 1937 dan Februari 1938.
Federasi NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) yang merupakan organisasi bentukan Belanda dalam menangani klub sepak bola pun dilibatkan untuk menyeleksi tim.
Namun, terjadi kontroversi di dalam hal penyeleksian tersebut. Di mana NIVU tidak melibatkan perwakilan PSSI dalam proses seleksi skuad utama tim nasional yang akan berangkat ke Prancis.
Skuad yang akhirnya dipilih seluruhnya terdiri dari pemain dari federasi anggota NIVU, namun membawa nama Hindia Belanda. Hal ini wajar karena NIVU sendiri yang menentukan seleksi yang dilakukan meskipun di dalamnya terdapat sejumlah pemain pribumi.
Nama Achmad Nawir menjadi salah satu dari beberapa pribumi yang merasakan atmosfer Piala Dunia 1938. Ia juga teratat sebagai pemain Asia Tenggara pertama yang bermain di ajang Piala Dunia.
