Kekuasaan Tsar Nicholas II Jadi Sumber Penderitaan Kekaisaran Rusia, Benarkah Begitu?

- Rabu, 9 Maret 2022 | 13:21 WIB
Ilustrasi Tsar Nicholas II saat dilantik menjadi pemimpin Dinasti Romanov. (Laurits Tuxen/Hermitage Museum)
Ilustrasi Tsar Nicholas II saat dilantik menjadi pemimpin Dinasti Romanov. (Laurits Tuxen/Hermitage Museum)

Tsar Nicholas II atau yang memiliki nama lengkap Pangeran Nicholas Alexandrovitch adalah salah satu pemimpin kekaisaran Rusia yang naik tahta usai ayahnya, Alexander III meninggal dunia akibat penyakit ginjal.

Nama Tsar yang satu ini cukup dikenal lantaran diduga sebagai pemicu menderitanya Kekaisaran Rusia sejak berada di bawah pemerintahannya dengan nama Dinasti Romanov.

Dikutip History, sebelum dipegang oleh Tsar Nicholas II, Rusia dimpimpin oleh Tsar Alexander II. Pada saat itu, Rusia mengalami gejolak hebat pada abad ke-19.

Baca Juga: Revolusi Februari, Bukti Kegagalan dan Kepayahan Tsar Nicholas II dalam Memimpin Rusia!

Setelah kemenangan Rusia dalam Perang Krimea pada tahun 1856, ia menghapus perbudakan pada tahun 1861 dan mempercepat industrialisasi Rusia. Namun, ia tidak dapat memberikan dukungan sosial yang layak untuk budak untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Tahta Alexander II pun diteruskan oleh sang anak, Alexander III yang menerapkan kebijakan reaksioner, yang menindas sebagian besar gerakan politik.

Terlepas dari kebrutalan metodenya, ia berhasil menstabilkan negara dan mengurangi kerusuhan sosial. Alexander III bergabung dengan Prancis dalam Aliansi Ganda melawan Jerman pada tahun 1891 dan mengejar Ekspansi Rusia di Asia Tengah.

Pada saat di tangan Tsar Nicholas II, ia tak siap untuk memerintah di usia mudanya. Sang ayah memang tidak mempersiapkan dirinya menjadi seorang tsar. Gaya pemerintahannya yang otokratis menghancurkan harapan berbagai faksi politik yang berharap pemerintahan baru akan lebih santai.

Sesuai tradisi, Tsar Nicholas II bertemu orang-orang Moskow di ladang Khodynka, tepat di luar kota. Acara ini diikuti oleh tiga hari perayaan, yang memuncak dalam tragedi besar. Pada tanggal 30 Mei, karena salah perhitungan volume populasi yang berkumpul, kerumunan massa diikuti oleh kepanikan. Sehingga perayaan ini menyebabkan kematian hampir 20.000 korban.

Pada malam yang sama, Tsar Nicholas II diundang ke gala di kediaman duta besar Prancis. Kehadirannya tepat setelah Tragedi Khodynka merusak citranya di mata orang Rusia. Rakyat menganggapnya sebagai penguasa yang sembrono dan tidak peduli.

Pemberontakan besar pertama melawan Nicholas II dimulai pada hari Minggu, 22 Januari 1905. Para pekerja dan anggota kelas sosial lainnya yang terkena dampak perang bergabung dengan pendeta Georgy Gapon menuju Istana Kaisar. Saat mereka maju melalui Saint Petersburg, para demonstran disambut oleh barisan infanteri yang melepaskan tembakan.

Pada akhir Februari 1917, pemogokan dan protes terhadap perang meletus di seluruh negeri. Douma secara terbuka mencela tsar dan pemerintahan otokratis.

Pada 2 Maret 1917, Tsar Nicholas II turun tahta dan meneruskan ke adiknya, Michael. Sang adik menolak mahkota, sehingga ini mengakhiri lebih dari 300 tahun kekuasaan Dinasti Romanov.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X