Dewasa ini perempuan modern memiliki pilihan hidup mereka apakah ingin menikah hingga memiliki anak. Namun, tidak dengan perempuan Yunani kuno yang malah memiliki tuntutan harus menikah dan memiliki anak.
Perempuan Yunani kuno memang memiliki kisah penat dalam keseharian mereka. Yang mana menikah dan memiliki anak menjadi salah satu tuntutan yang berat dalam kehidupan perempuan Yunani kuno.
Baca Juga: Sering Ditanya Kapan Nikah, Fotografer Ini Buat Pacar Bohongan Gunakan AI
Dikutip dari Greek of History, sejak usia 13-14 tahun atau disebut sebagai kore, para perempuan Yunani kuno mulai dijodoh-jodohkan oleh orang tua mereka dengan pria pilihan terbaik.
Tidak ada ketentuan atau peran bagi perempuan yang belum menikah dalam masyarakat Yunani. Setelah kelahiran anak pertama, status istri akan berubah dari kore menjadi gyne atau perempuan yang sudah menikah.
Anehnya, para perempuan ini dituntut untuk setia dan tak boleh melakukan perselingkuhan di tengah hubungan apapun masalah yang dihadapi. Jika seorang pria mengetahui bahwa istrinya berselingkuh dengan pria lain, dia diizinkan untuk membunuh pria lain tanpa menghadapi tuntutan hukum.
Pernikahan berakhir hanya karena disebabkan oleh tiga alasan, yaitu tuntutan cerai dari suami, istri meninggalkan rumah, dan sang ayah meminta anak perempuannya dikembalikan.
Baca Juga: Ayu Aulia Trauma Gagal Nikah Kedua Kalinya: Terima Kasih Udah Ada di Hidupku
Selain itu, tuntutan untuk memiliki anak juga menjadi pemberat tambahan dalam hidup perempuan Yunani kuno. Para perempuan Yunani diharapkan untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka sembari mengurus rumah tangga.
Aturan ini tidak hanya berlaku pada perempuan kelas bawah, melainkan perempuan kelas Athena juga memiliki tuntutan tersebut. Hanya saja, perempuan Athena memiliki sedikit kebebasan, dan menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan untuk membuat wol atau menenun, meskipun mereka diizinkan untuk mengunjungi rumah teman wanita dan mengambil bagian dalam beberapa upacara dan festival keagamaan publik.
