Berkaca di cermin yang retak memang dianggap sebagai pamali lantaran bisa membawa kesialan. Mitos ini dipercaya oleh banyak orang sehingga banyak yang menghindarinya untuk dilakukan.
Mitos pantangan berkaca di cermin yang retak sudah dipercaya sejak zaman Romawi kuno. Hal ini lantaran cermin dianggap sebagai media para dewa memberikan nikmat kepada manusia. Sehingga apabila manusia berkaca di cermin yang rusak termasuk salah satu perbuatan yang tidak mensyukuri mnikmat dewa.
Baca Juga: Bak Ronaldo, Pembalap Kereta Romawi Miliki Gaji yang Bernilai Fantastis!
Meski takhayul, namun rupanya mempercayai mitos larangan berkaca di cermin yang rusak memiliki dampak positifnya lho. Dikutip dari nationalgeographic, dampak positif tersebut yakni membuat kita lebih berhati-hati.
Hal ini lantaran saat cermin rusak atau pecah, kita cenderung akan memiliki rasa khawatir saat berkaca karena takut akan melukai diri kita dari bagian pecahan cermin tersebut.
Selain itu, ilmuwan Markovsky takhayul sendiri mampu menurunkan stres dan meningkatkan kinerja ketika berada dalam situasi sulit. Sisi positifnya, hal ini bisa menyenangkan dan menarik untuk dibicarakan.
Dalam hal berkaca di cermin yang rusak, tentu kita akan memiliki kesulitan sendiri melihat pantulan bayangan kita di cermin tersebut. Alangkah lebih baiknya jika kita berkaca di cermin yang masih bagus dan memperlihatkan seluruh wajah tanpa khawatir akan terhalang oleh retakan cermin yang ada.
