Umat Hindu di Indonesia, khususnya yang ada di Bali merayakan Hari Raya Galungan untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya.
Hari raya ini diperingati setiap enam bulan Bali (210 hari), yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan.
Tahun 2023 ini, Hari Raya Galungan Galungan jatuh pada tanggal 4 Januari dan 2 Agustus. Perayaannya dimulai dengan upacara sejak pagi dari persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke pura.
Fakta Unik Hari Raya Galungan
Selain itu, ada juga beberapa fakta unik dari Hari Raya Galungan yang diperingati umat Hindu Bali, yuk simak!
Baca juga: Puasa Ekadashi, Ritual Penebus Dosa yang Dilakukan Umat Hindu kepada Dewa Wisnu
1. Dirayakan Setiap 210 Hari Sekali
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
2. Hanya Dirayakan di Bali
Dari seluruh dunia, hanya umat Hindu di Bali yang merayakan Hari Raya Galungan. Di India tradisi seperti ini dikenal Deepawali (Festival Cahaya).
3. Dirayakan Turun-temurun
Hari Suci Galungan dirayakan umat Hindu secara turun-temurun sejak abad ke-8 Masehi, begitu juga dengan Kuningan.
Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia karya M. Ali Imron (2015:98), sejarah Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada malam purnama di tanggal 15, tahun aka 804 atau 882 Masehi yang kemudian berhenti diadakan kembali.
4. Kemenangan atas Kejahatan
Hari Raya Galungan dan Kuningan itu sendiri oleh umat Hindu dipercaya sebagai hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).
Baca juga: Ketahui, Ada 4 Hal yang Dilarang Umat Hindu Dilakukan pada saat Perayaan Nyepi
Pada momen inilah umat diharapkan dapat menyatukan kekuatan rohaninya agar mendapat ketenangan pikiran dan kebaikan.
5. Dirayakan dengan Menyembelih Babi
Sebelum memasuki perayaan Galungan, umat Hindu biasanya melakukan penampahan atau menyembelih babi. Hal ini dilakukan sebagai persembahan dan wujud syukur.
Selain itu, perayaan Galungan juga identik dengan kuliner tradisional wajib, seperti kuliner lawar, nasi kuning, hingga tape ketan.