Peneliti Berhasil Temukan Cara untuk Gantikan Pelarut Beracun pada Panel Surya

- Jumat, 21 Mei 2021 | 13:19 WIB
Ilustrasi panel surya. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Ilustrasi panel surya. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Para ilmuwan dari Swansea University, Pusat Pengetahuan dan Inovasi SPECIFIC telah menemukan cara untuk gantikan pelarut beracun dan tidak berkelanjutan yang saat ini diperlukan untuk membuat teknologi surya generasi berikutnya. 

Sel surya karbon perovskit yang dicetak telah digambarkan sebagai inovasi terdepan di pasaran dikarenakan sangat efisien dalam mengubah cahaya menjadi listrik, murah dan mudah dibuat. Salah satu penghalang utama untuk pembuatan skala besar dan komersialisasi sel-sel ini adalah pelarut yang digunakan kontrol kristalisasi pervoskit selama fabrikasi. 

Penelitian sendiri telah menemukan bahwa pelarut biodegrable tidak beracun yang disebut G-Valerolactone (GVL) yang dapat gantikan pelarut ini tanpa mempengaruhi kinerja sel. Daftar dari keuntungan GVL sendiri dapat meningkatkan kelangsungan dari komersial perangkat surya karbon perovskit:

1. Terbuat dari bahan baku berkelanjutan.
2. Tidak ada masalah hukum dalam penggunaannya di seluruh dunia.
3. Sangat cocok untuk digunakan dalam manufaktur skala besar proses.
4. Ini adalah non-beracun dan biodegradable. 

Pemimpin penelitian ini yaitu Carys Worsley memberi komentarnya akan hal tersebut.

"Agar benar-benar ramah lingkungan, cara sel surya yang yang dibuat harus sehijau energi yang mereka hasilkan. Saat teknologi surya generasi berikutnya mendekati kelayakan komersial, penelitian untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksi skala besar akan menjadi semakin penting. " ungkapnya. 

Di sisi lain, Profesor Trystan Watson selaku pemimpin kelompok penelitian juga memberikan komentarnya.

"Banyak masalah yang perlu diselesaikan sebelum teknologi ini menjadi kenyataan komersial. Masalah pelarut ini merupakan penghalang utama, tidak hanya membatasi manufaktur skala besar tetapi juga menahan penelitian di negara-negara di mana pelarut dilarang." katanya.

"Kami berharap penemuan kami akan memungkinkan negara-negara itu sebelumnya tidak dapat berpartisipasi dalam penelitian ini untuk menjadi bagian dari komunitas dan mempercepat pengembangan energi yang lebih bersih dan lebih hijau." tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X