Orang dewasa dengan cerebral palsy lebih mungkin mengalami nyeri yang melemahkan dari gangguan muskulosketelal, tetapi mereka menerima terapi fisik yang jauh lebih sedikit untuk penyakit itu, menurut sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh peneliti di University of Michigan.
Penemuan yang diterbitkan dalam Journal Disability and Health, menganalisis 4 tahun klaim layanan Medicare dari orang dewasa lanjut usia yang tinggal di komunitas dengan tanpa cerebral palsy yang mempunyai satu atau lebih klaim rawat jalan untuk diagnosis muskuloskeletal. Melihat hal itu, penulis studi ini yaitu Mark Peterson memberikan komentarnya.
"Hasilnya mengejutkan, tetapi mereka mendukung hipotesis kami bahwa orang dengan cerebral palsy menerima perawatan kesehatan yang tidak adil," ungkapnya.
"Kami tahu orang dewasa dengan cerebral palsy memiliki kondisi muskuloskeletal yang jauh lebih buruk daripada populasi umum. Mereka membutuhkan lebih banyak, tetapi mereka mendapatkan lebih sedikit dalam hal pengobatan." jelasnya.
Cerebral Palsy sendiri sering dilihat hanya sebagai konsep pediatrik yang merupakan bagian dari alasan populasi orang dewasa telah disalahpahami dan tidak dirawat dengan benar.
"Anak-anak dengan cerebral palsy tumbuh, dan populasi umum penyedia layanan medis perlu lebih sadar bahwa orang dewasa dengan cerebral palsy berisiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal ini," jelasnya.
"Kedua, orang dewasa dengan cerebral palsy membutuhkan lebih banyak akses ke spesialis untuk pengobatan. Mereka 'menua' dari rumah sakit khusus, dan penyedia layanan rehabilitasi orang dewasa tidak perlu memiliki pengetahuan untuk memastikan pasien ini menerima perawatan bernilai tinggi." tutupnya.
