Perumusan Naskah hingga Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

- Kamis, 6 Agustus 2020 | 16:42 WIB
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik (Wikipedia)
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik (Wikipedia)

Hingga akhirnya Indonesia menyatakan diri sebagai negara merdeka melalui Proklamasi Kemerdekaan, ada begitu banyak peristiwa bersejarah yang mewarnai perjalanan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Mulai dari aksi 'penculikan' Soekarno-Hatta oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok, perumusan naskah Proklamasi, detik-detik Proklamasi, hingga momentum pengibaran Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya.

Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

-
Ir. Soekarno saat membacakan naskah Proklamasi (Wikipedia)

Pasca peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945, Soekarno (Bung Karno), Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta), beserta Fatmawati dijemput oleh Mr. Achmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, sekitar pukul 17.00 WIB.

Mewakili golongan tua, Achmad Soebardjo memberikan jaminan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.

Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB. Tanpa menunda, rombongan langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di kediaman Soekarno.

Mengapa harus di rumah Laksamana Maeda? Ya, rumah Laksamana Maeda dipilih sebagai tempat penyusunan naskah teks Proklamasi karena Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan kepada Bung Karno beserta tokoh nasionalis lainnya.

Sikap Maeda awalnya terkesan aneh bagi orang-orang Indonesia ketika itu. Pasalnya, hanya dialah perwira Angkatan Laut yang selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.

Terlepas dari itu, sikap Maeda tersebut memberikan keleluasan kepada para tokoh nasionalis Indonesia untuk melakukan aktivitas maha penting demi masa depan bangsanya.

Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Bung Karno bersama Bung Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco (Kepala Pemerintahan Umum), Mayor Jenderal Nishimura terkait rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Mayor Jenderal Nishimura mengatakan, karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.

Tentara Jepang harus tunduk pada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebijakan itu, Nishimura melarang Soekarno dan Hatta mengadakan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan.

Melihat kenyataan itu, Soekarno-Hatta menyimpulkan bahwa tidak ada guna lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Harapannya, Jepang tidak lagi menghalang-halangi Proklamasi Kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri.

Usai pertemuan itu, Soekarno-Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itulah perumusan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara lengkap dilakukan.

Laksamana Maeda -sebagai tuan rumah- lalu undur diri ke kamar tidurnya di lantai dua saat momen bersejarah itu berlangsung.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X