INDOZONE.ID - Penulis kembali lagi dengan cerita lengkap kasus pembunuhan yang pernah menghebohkan Jepang. Kisah ini tentang seorang gadis cantik di Jepang, anak sulung yang memutilasi adiknya cuma karena masalah sepele. Tetapi, masalah yang mereka hadapi bukan semata-mata bisa dianggap sebelah mata. Begini kisahnya!
Kronologi
Kejadian bermula pada 31 Agustus 2016 di Kota Shisui Prefektur Chiba, Jepang di mana seorang pria berusia 21 tahun bernama Takeuchi Ryo selama dua minggu tidak mengunggah tweet apapun di akun Twitter-nya.
Hilangnya kontak dan tak ditemukannya tanda-tanda keaktifkan Takeuchi Ryo menggunakan media sosial membuat teman-teman terdekatnya mendatangi rumahnya. Tetapi, respon yang mereka terima tak bisa mereka prediksi.
Teman-teman Takeuchi Ryo justru bertemu dengan gadis cantik Takeuchi Emi yang tak lain adalah kakak kandung Takeuchi Ryo. Saat mereka bertanya apakah Ryo ada di rumah, gadis berusia 25 tahun itu justru menjawab sebaliknya.
"Maaf tapi dia (Ryo) sedang tidak ada di rumah," kata Emi kepada teman-teman Ryo yang khawatir dan merasakan keanehan.
Walaupun Emi menjawab demikian, teman-teman Ryo masih merasakan kejanggalan. Sebab, mereka melihat mobil yang sering dikendarai Ryo terparkir di depan rumah. Semakin penasaran, mereka kemudian memaksa Emi untuk mengizinkan mereka melihat Ryo di kamarnya.
"Kami mau melihat dengan mata kepala kami sendiri, bisakah memberi kami izin masuk ke kamar Ryo?" ucap salah seorang teman Ryo kepada Emi.
Emi menolak mentah-mentah permintaan teman-teman Ryo dan mengatakan kalau adik laki-lakinya itu segera pergi karena ada jadwal kerja part-time. Kemudian Emi menutup pintu rumahnya tanpa mengeluarkan satu katapun kepada teman-teman adiknya.
Meminta Bantuan Polisi

Teman-teman Ryo yang semakin curiga atas jawaban Emi kemudian menelpon dan meminta bantuan dari polisi untuk memastikan keberadaan Ryo. Setelah melakukan proses yang cukup panjang, polisi kemudian memasuki rumah keluarga Takeuchi.
Keanehan demi keanehan mulai merebak, polisi mulai merasakan bau busuk yang sangat menyengat dan melihat pemandangan tak biasa yang sulit untuk dibayangkan. Sebab, ada hal-hal mengerikan yang tak pernah diduga. Polisi menemukan potongan kulit manusia yang dimasukkan ke dalam kantong sampah.
Tak cuma itu saja, ditemukan pula toilet tersumbat yang dipenuhi dengan darah segar. Dan dari dalam kulkas, ditemukan tulang manusia yang sudah dikelupas kulitnya sebagian. Bahkan ada tengkorak manusia di dalam freezer.
Penangkapan Takeuchi Emi

Penuhnya kejanggalan yang tak masuk diakal membuat Takeuchi Emi kemudian ditangkap oleh pihak berwajib di Jepang. Polisi menangkap atas kasus dugaan penelantaran mayat dan perusakan mayat. Di sini, polisi belum mengetahui kejadian sebenarnya kenapa Emi melakukan mutilasi pada adiknya.
Sebelum dianggap pelaku pembunuhan, Emi kemudian ditangkap pada 12 September 2016 karena hal-hal tak manusiawi di dalam rumahnya. Setelah ditangkap, dia menceritakan kronologi sebenarnya di balik pemutilasian sang adik. Termasuk pengalaman hidupnya yang cukup susah.
Baca juga: Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Gadis SMA di Jepang yang Terpecahkan Setelah 14 Tahun
Sosok Takeuchi Emi

Keluarga Takeuchi terdiri dari enam anggota keluarga, yakni anak pertama Takeuchi Emi (1991), anak kedua perempuan (1993) yang namanya tidak disebutkan, anak ketiga Takeuchi Ryo (1995), dan anak bungsu perempuan (1998) yang namanya tidak disebutkan. Dua diantaranya adalah ayah dan ibu Takeuchi Emi.
Emi memiliki dua adik perempuan dan satu adik laki-laki, dan dia termasuk kakak yang sangat disiplin. Emi dikenal rajin, pandai bergaul dengan siapa saja dan memiliki banyak teman. Bahkan dia mengikuti Club Track and Field, semacam olahraga atletik fisik, seperti lari, lompat, jalan, dan lempar lembing.
Orang-orang yang mengenal Emi akan melihatnya sebagai gadis cantik yang ramah dan pekerja keras. Tetapi di balik itu, Emi memiliki masalah keluarga yang mengharukan. Ibunya kasar, terkadang suka memukul anak-anaknya.
Masa Lalu Keluarga Takeuchi
Masa lalu keluarga Takeuchi cukup haru. Ayahnya seorang yang acuh kepada keluarga. Dia bahkan tak peduli ketika melihat anak-anaknya mendapatkan kekerasan dari istrinya. Ketika Emi beranjak SMA, di tahun 2008, ayahnya menderita penyakit mental dan berhenti bekerja.
Sejak saat itu, keuangan keluarganya semakin lama menurun, membuat keluarga Takeuchi tidak saling mendukung satu sama lain. Mereka tidak pernah lagi bertatap muka, mengobrol hal-hal sederhana, bahkan di dalam satu rumah yang sama.
Akibat mental yang tidak stabil, ayahnya pernah melakukan percobaan bunuh diri, tetapi gagal. Sampai kemudian saat Takeuchi Emi duduk di bangku kuliah, orang tuanya bercerai dan ibunya meninggalkan kediaman mereka.
Anak-anak yang membenci ibunya memilih tetap tinggal bersama ayahnya, yaitu Takeuchi Emi, anak kedua, Takeuchi Ryo, dan adik bungsunya. Sayangnya, sang ayah tak dapat bekerja dan tidak lagi menunjang hidup keluarga, Emi pun memutuskan untuk berhenti kuliah dan mulai bekerja membayar biaya sekolah adik-adiknya.
Emi menahan diri untuk membeli barang-barang yang dia inginkan demi adiknya, tetapi dia membeli adik-adiknya baju dan smartphone. Dua tahun kemudian, adiknya yang bungsunya memilih tinggal bersama ibunya karena alasan ingin mengurangi beban sang kakak.
Tiga Aturan Baru yang Dilanggar

Pada tahun 2014, sang ayah meninggal dunia karena penyakit jantung. Tidak lama kemudian, anak keduanya memutuskan untuk meninggalkan rumah, menyisakan Takeuchi Emi dan adik laki-lakinya Takeuchi Ryo. Mereka pun membuat tiga aturan karena hanya tinggal berdua saja.
Aturan pertama, biaya hidup dibagi menjadi dua. Ryo yang sudah menginjak usia 20 tahun dan harusnya sudah mulai bekerja menghasilkan uang sendiri. Tetapi Ryo tetap mengandalkan kakaknya dan tak pernah membantu biaya hidup sepeserpun.
Aturan kedua, tidak boleh memasuki kamar satu sama lain tanpa izin. Tetapi Ryo melanggar aturan itu, ketika Emi tak di rumah, dia masuk ke kamar kakaknya lalu mengambil foto dengan latar kamar kakaknya dan mengunggahnya ke akun Twitter-nya.
Aturan ketiga, tidak boleh seenaknya mengundang orang ke rumah. Tetapi aturan ini juga dilanggar Ryo dan mengundang teman-temannya yang menyukai Otoge (musik game) untuk bermain di rumah dan membuat keributan. Ryo bahkan memakai kamar bekas adiknya untuk membuat kamar khusus game.
Alasan Takeuchi Ryo Melanggar Aturan
Jika sampai di sini, pastinya pembaca akan menilai kalau Ryo sebagai sang adik selalu melakukan kesalahan. Tetapi ada sebuah alasan kenapa dia selalu seperti itu. Dari sebuah curhatan teman-temannya, ternyata Ryo sering mengeluhkan kakaknya.
Ryo bercerita tentang warisan ayahnya senilai 1,5 juta Yen (Rp170 juta) yang diambil secara utuh oleh Emi sendirian. Seharusnya, warisan itu dibagikan kepada keempat anak yang ada di dalam rumah itu, termasuk tiga adik Emi.
Ryo berencana jika dia mendapatkan warisan dari ayahnya, dia akan pergi dari rumah itu dan memulai hidup baru sendirian. Di sisi lain, saat itu Emi merasa dia sudah berjuang keras untuk memenuhi keluarganya dan menggunakan seluruh uangnya untuk berbelanja, hanya untuk memuaskan dirinya.
Emi mengikuti les balet, membeli drum, bahkan dalam sebuah tweet Ryo, sang kakak membeli lebih dari 11 pasang sepatu. Alasan Ryo mengajak teman-temannya ke rumah karena kesal dengan kakaknya yang suka bermain drum tengah malam.
Baca juga: Cerita Lengkap Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Ibu Kos, Berawal dari Harga Kosan Murah
Pertengkaran Antara Kakak dan Adik

Pada 31 Agustus 2016, Emi dan Ryo kembali bertengkar soal warisan ayahnya dan tentang biaya hidup. Awalnya mereka hanya beradu mulut, tetapi kemudian Ryo marah besar dan menendang kakaknya sambil memegang sebilah pisau di tangannya.
Kakaknya yang tak terima dengan sikap adiknya mengambil pisau lain yang ada di dekatnya untuk melindungi diri. Emi pun mengakui bahwa dia menusukkan pisau ke paha Ryo saat sang adik menendangnya.
Setelah menusuk paha adiknya, Emi kemudian keluar rumah menuju halaman (seperti menyesal) dan kembali ke dalam rumah. Tak terduga, Ryo sudah meninggal karena kehabisan banyak darah, tetapi hanya mereka berdua di rumah itu.
Tetapi cerita ini hanya berdasarkan kesaksikan Emi, tidak ada yang tahu bagaimana kejadian sebenarnya. Setelah itu, Emi melakukan mutilasi terhadap mayat adiknya, memasukkan beberapa potongan tubuhnya ke dalam freezer.
"Aku memanggilnya tetapi dia tidak menjawab, aku pikir dia sudah meninggal, Setelah itu aku tidak ingat apapun, saat menyadari aku sedang bekerja part-time berdiri di meja kasir," pengakuan Emi setelah dirinya ditangkap.
Inspirasi Mutilasi Sang Kakak
Pasca membunuh adiknya, Emi melakukan aktivitas seperti biasa. Dia pergi bekerja di supermarket, lalu pergi makan Yakiniku (BBQ) dan dikonfirmasi membeli dua plastik bag dan palu dari supermarket.
Saat melihat Ryo meninggal, Emi mengingat ayahnya yang meinggal dunia dua tahun lalu. Itu yang menjadi inspirasi Emi melakukan pemutilasian mayat adiknya, karena menurutnya itu dapat membuat jejak kematian adiknya hilang.
"Aku teringat saat ayahku dikremasi, ayahku mengecil. Lalu aku memutuskan untuk melakukannya, aku akan membuat tulang-tulang (Ryo) lebih kecil (menghilang)," pengakuan Emi.
(Bagian mengerikan bisa di skip jika tak kuat) Emi memotong-motong bagian tubuh adiknya menggunakan gergaji, lalu mengelupas dagingnya menggunakan pisau. Kemudian memecah tulang-tulangnya menjadi bagian kecil memakai palu.
Setelah itu, kulit dan tulang Ryo dimasukan ke dalam kantong plastik lalu dimasukkan ke dalam kulkas dan bagian yang tidak muat ditaruh di ruang tamu. Jantung adiknya dibuang ke dalam toilet dan beberapa potongan tubuh sang adik dibuang ke tempat sampah.
Walau mengeluarkan bau busuk, Emi tetap tinggal di rumah itu dengan daging-daging adiknya selama dua minggu. Terhitung dari 31 Agustus hingga 12 September 2016. Selama itu, dia tetap melakukan aktivitas biasanya dan menggunakan kartu kredit adiknya untuk berbelanja.
Vonis Hukuman Takeuchi Emi

Kembali lagi ke awal cerita, pada 12 September 2016 teman-teman Ryo yang khawatir datang ke rumah mereka. Hal ini karena Ryo tak update status apapun di Twitter-nya. Setelah menghubungi polisi, kejadian mengerikan ini pun terungkap.
Takeuchi Emi ditangkap dan dijatuhi 7 tahun hukuman penjara karena hal yang dilakukannya dianggap tindakan membela diri karena Emi cedera. Terhitung sejak 2016, berarti pada tahun 2023 ini Emi diprediksi akan keluar dari penjara.
Semua cerita ini dirangkum dari berbagai sumber, termasuk dari thread yang ramai diperbincangkan di akun Twitter Shiroi Tanpopo. Semoga cerita ini bisa menjadi pembelajaran untuk seluruh pembaca dan bisa kamu bagikan kepada orang-orang yang tinggal berdua dengan saudara kandungnya.
Artikel menarik lainnya: