Sejarah Mekotek di Bali, Tradisi Tolak Bala yang Sempat Membawa Bencana saat Dilarang

- Senin, 16 Januari 2023 | 11:25 WIB
Tradisi Mekotek warga Bali (Z Creators/Siti Munaroh)
Tradisi Mekotek warga Bali (Z Creators/Siti Munaroh)

Setiap Hari Raya Kuningan, ribuan pemuda di Desa Munggu, Kapal, Badung, Bali sibuk membawa kayu pulet panjang dan berkumpul di satu titik. Mereka kemudian menyatukan kayu-kayu panjang tersebut sampai membentuk piramida. Kayu saling dibenturkan hingga berbunyi tek tek yang nyaring. Makanya tradisi ini dinamai Mekotek.

Tradisi Mekotek di Bali sudah ada sejak tahun 1700 atau pada masa berjayanya Kerajaan Megwi Badung. Kala itu Kerajaan Mengwi berkuasa hingga ke Blambangan, Jawa Timur.

-
Tradisi Mekotek Bali, lestari sejak 1700-an (Z Creators/Siti Munaroh)

Tapi kerajaan di Jawa hendak merebutnya dari Kerajaan Mengwi. Pasukan Taruna Munggu kemudian diutus untuk mempertahankan wilayah kekuasaan di Blambangan. Sebelum pasukan ini berangkat, mereka mengadakan semedi tepat pada hari Tumpek Kuningan di Pura Dalam (Pura yang biasanya berlokasi dekat dengan kuburan di Bali). 

-
Tradisi setiap Hari Raya Kuningan (Z Creators/Siti Munaroh)

Singkat cerita, pasukan Taruna Munggu berhasil dalam misi mempertahankan wilayah kekuasaan di Blambangan. Tradisi Mekotek pun menjadi bagian dari Hari Raya Kuningan sampai sekarang, sebagai peringatan kemenangan Taruna Munggu, serta sebagai penghormatan untuk jasa pahlawan yang telah gugur dalam misi ini. 

Sempat membawa bencana

-
Warga membawa kayu untuk menuju titik Mekotek (Z Creators/Siti Munaroh)

Tradisi Mekotek sempat dilarang saat zaman Belanda. Anehnya, ketika tradisi ini dihentikan justru bencana terus berdatangan, seperti wabah penyakit yang menewaskan banyak nyawa.

“Zaman Belanda Mekotek sempat dilarang karena dikira menjadi aksi perlawanan, karena awalnya Mekotek memakai tombak. Setelah beberapa kali tidak dilakukan Mekotek, terjadilah wabah penyakit sampai banyak warga Munggu yang meninggal,” Ungkap Bendesa Adat Munggu, Made Rai Sujana, Sabtu (14/1/2023). 

Akhirnya para tetua bernegosiasi dengan Belanda. Tradisi Mekotek dihidupkan kembali, tapi tombaknya diganti dengan kayu pulet. Sejak saat itulah Mekotek diyakini sebagai penolak bala atau tradisi untuk memohon keselamatan dan kemakmuran masyarakat Munggu. 

Artikel Menarik Lainnya:

5 Rekomendasi Makanan Khas Blora yang Menggugah Selera, Semua Pakai Daun Jati

4 Fakta Emak-emak Tega Jual Bayi Orang Lain di Medsos, Terciduk Saat COD di Hotel Melati

Bikin Bangga! Dua Gadis Cantik Asal Indonesia ini Akan Debut Jadi Idol KPOP

Na Jaemin Model Is Back! Jaemin NCT DREAM Jadi Cover Majalah Marie Claire

Nikmatnya Nasi Pecel Godong Jati: Kuliner Legendaris Jember, Makannya Pakai Sambal Gerimis

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X