Peneliti dari Boston University School of Medicine melaporkan pembentukan sel manusia yang mengandung green fluorescent protein atau GFP secara genetik menyatu dengan dua interferon stimulated genes, yaitu Viperin dan ISG15. Ciptaan baru ini buat sel-sel ini menjadi reagen yang sangat berharga untuk melaporkan respons imun bawaan terhadap infeksi virus, termasuk dengan COVID-19.
Sel-sel yang direkayasa ini, berubah menjadi hijau saat dirawat dengan interferon, sangat baru karena ini adalah pertama kalinya gen reporter, seperti GFP telah dimasukkan ke dalam lokus endogen ISG. Infeksi virus menyebabkan sel manusia menyembunyikan alarm biokimia melalui pensinyalan interferon, yang mengarahkan ke ekspresi ISG tingkat tinggi.
Tetapi, ISG merupakan gen yang diatur dengan sangat ketat, karena terlalu banyak ekspresi dan ketidakmampuan untuk turunkan kadar ISG di kemudian hari dapat merusak kesehatan sel. Sinyal imun bawaan yang terlalu aktif ini mengarah ke 'badai sitokin' yang membedakan kasus ringan infeksi virus dari gejala yang melemahkan sepenuhnya, hasil yang terlalu lazim di pandemi COVID-19. Melihat hal itu, penulis studi ini yaitu Nelson Lau, PhD memberikan komentarnya.
"Alat penelitian yang lebih baik untuk mempelajari regulasi ISG masih diperlukan, tidak hanya sekarang untuk penelitian virus corona tetapi untuk banyak virus lain yang akan dihadapi masyarakat kita ." ungkapnya.
Temuan ini merupakan hasil kolaborasi antara lab Lau dan lab Mohsan Saeed, Phd, yang keduanya adalah anggota fakultas di depertemen biokimia BUSM dan peneliti di BU National Emerging Infectious Diseases Laboratories (NEIDL).
