Badak putih utara menjadi salah satu hewan yang terancam punah di dunia. Namun, lewat teknologi terbaru populasi hewan ini mampu diselamatkan dari kepunahan tersebut.
Dikutip dari LiveScience, konsorium BioRescue memberikan kesimpulan positif untuk mengembangkan teknologi dalam menyelamatkan populasi badak putih utara tersebut.
Baca Juga: Trenggiling si Pemakan Semut yang Kini Terancam Punah karena Kerap Diburu
Hal ini bermula dari keberhasilan dalam pengembangan 10 sel telur yang belum matang (oosit) pada badak putih utara betina Fatu. Tim berhasil mengembangkan sel telur tersebut menjadi 5 embrio tambahan.
Sehingga saat dijumlahkan totalnya menjadi 22 indukan oleh dua ekor pejantan. Wow! Sungguh menakjubkan, bukan?
Tentunya teknologi ini mampu meningkatkan jumlah populasi badak putih utara di masa mendatang. Terlebih, BioRescue didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF).
Dalam penelitiannya, tim BioRescue mampu mengumpulkan 23 oosit dari Fatu, yang lebih muda dari dua betina badak putih utara yang tersisa. Koleksi oosit dari Najin, ibu Fatu, dihentikan pada tahun 2021.
Setelah penilaian risiko etis yang mendalam, Oosit segera dibawa ke laboratorium Avantea di Cremona, Italia. Sembari menunggu pematangan, 7 dari oosit dibuahi menggunakan air mani yang dibekukan dan dicairkan dari Angalifu badak putih utara jantan yang telah meninggal.
Hingga akhirnya, 5 embrio Fatu berhasil diproduksi dan diawetkan dalam nitrogen cair. Embrio ini nantinya akan dikembangkan oleh para peneliti dan siap ditunggu perkembangannya hingga menjadi individu yang sempurna.
