Mengenang 3 Menit Operasi Pembebasan Pembajakan Garuda Woyla di Bangkok 40 Tahun Lalu

- Rabu, 31 Maret 2021 | 11:10 WIB
Drama pembebasan pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla dari teroris Komando Jihad, 31 Maret 1981 silam. (Youtube/Analisis Militer).
Drama pembebasan pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla dari teroris Komando Jihad, 31 Maret 1981 silam. (Youtube/Analisis Militer).

Hari ini, tepat 40 tahun yang lalu, merupakan puncak dari drama pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau pesawat DC-9 Woyla yang dibajak lima teroris dengan lima rute keluar jalur. Operasi pembebasan pun kemudian digelar dan menjadi momen seperti aksi film laga di bandara Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand.

Melansir Wikipedia, penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand tanggal 31 Maret.

Imran bin Muhammad Zein, pemimpin sel kelompok Komando Jihad yang melakukan peristiwa teror ini menuntut agar para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan. 

Kronologi pembajakan.

-
Pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla. (Wikipedia)

Pembajakan bermula saat pesawat yang dikemudikan Kapten Herman Rante baru saja terbang dari Pelud Sipil Talang Betutu, Palembang seusai transit untuk menuju Bandara Polonia, Medan. 

Setelah lepas landas, dua penumpang bangkit dari tempat duduk mereka, satu menuju ke kokpit dan menodongkan senjata. Satu lagi berdiri di gang antara tempat-duduk pesawat. 

Pada pukul 10.10 pesawat tersebut dikuasai oleh lima pembajak, semuanya bersenjata api. Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, tetapi pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar pesawat. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia, untuk pengisian bahan bakar sebelum kemudian terbang lagi ke Thailand atas paksaan teroris dan penerimaaan pemerintah Thailand untuk mengizinkan pesawat tersebut mendarat di wilayahnya. 

Para teroris.

Para teroris mengaku berasal dari kelompok ekstremis bernama Komando Jihad. Pada saat terjadinya peristiwa ini, pasukan komando Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menangani peristiwa terorisme pembajakan pesawat. 

DC-9 Woyla meninggalkan Malaysia setelah mengisi bahan bakar, menuju ke Bandara Don Mueang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia diperbolehkan turun di Malaysia oleh para teroris. 

Para teroris kemudian membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah USD1,5 juta. Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan dan untuk terbang ke tujuan yang dirahasiakan. Mereka mengancam telah memasang bom di pesawat Woyla dan tidak segan untuk meledakkan diri bersama pesawat tersebut.

Baca Juga: Peristiwa 31 Maret: Menara Eiffel Diresmikan hingga Pembajakan Pesawat Garuda di Bangkok

Aksi tembak-menembak Koppasandha vs Teroris 3 Menit.

-
Ilustrasi pembebasan pesawat. (Youtube/Analisis Militer).

Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan Operasi Woyla yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kopassandha meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10 yang disewa, mengenakan pakaian sipil. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X