Pertandingan sepak bola seharusnya menjadi hiburan bagi masyarakat. Namun, peristiwa kelam pernah terjadi di Afghanistan karena pertandingan sepak bola justru dijadikan momen untuk melakukan eksekusi mati.
Pada 1990-an di bawah rezim Taliban, banyak pesepak bola Afghanistan yang mengalami trauma. Pasalnya, Ghazi Stadium dijadikan oleh Taliban untuk menghukum tahanan politik dan tahanan kasus umum.
Waktu eksekusinya sendiri pun berbeda-beda. Terkadang saat sebelum pertandingan, saat istirahat babak pertama, atau setelah pertandingan selesai.
Baca Juga: Kisah Pilu Rodrigo Silva, Pesepak Bola Brasil yang Dibunuh Secara Sadis oleh Penculiknya
“Pernah ada seorang pencuri yang dipotong tangannya. Sepasang laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan seks di luar nikah dihukum dengan 100 kali cambukan,” kata mantan Presiden Komite Olimpiade Afghanistan, Mohammad Zaher Aghbar, dikutip dari The Hindu.
“Saya juga melihat sendiri banyak tahanan yang dipenggal dan ditembak mati. Orang-orang Afghanistan tidak akan bisa melupakan kenangan buruk ini,” sambungnya.
Baca Juga: Mengenaskan! Pesepak Bola Brasil Ini Tewas Dimutilasi Gara-gara Selingkuh
Sepak bola Afghanistan coba dibangun kembali setelah runtuhnya rezim Taliban pada 2001. Timnas Afghanistan pun mulai ambil bagian dalam turnamen internasional, meskipun harus mengungsi ke negara lain karena perang.
Saat ini Timnas Afghanistan menempati posisi ke-155 ranking FIFA. Mereka berada di bawah Timnas Indonesia yang menempati urutan ke-151.
Artikel Menarik Lainnya:
