Baru-baru ini otoritas Amerika Serikat menangkap seorang pejabat tinggi satwa liar Kamboja dalam perjalanannya ke pertemuan puncak perdagangan satwa liar global di Panama.
Kejahatan ini terungkap usai oknum tersebut menjual ribuan monyet kra liar, hewan yang terancam punah ke fasilitas-fasilitas penelitian di Amerika Serikat.
Baca Juga: Tumpahan Minyak Akibat Erupsi Tonga Jadi Bencana Ekologi di Peru
Dikutip dari LiveScience, kejahatan ini ternyata sudah berlangsung sejak lama yang dilakukan oleh pejabat Kamboja yang bertanggung jawab akan kelestarian flora dan fauna di negara tersebut.
Pejabat tersebut bernama Masphal Kry, berusia 46 tahun. Dia diduga menjadi bagian dari jaringan penyelundupan primata internasional. Kry adalah wakil direktur di Administrasi Kehutanan Kamboja, di dalam Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
Tak hanya Kry, Omaliss Keo, 58 tahun, Direktur Jenderal Administrasi Kehutanan Kamboja juga terlibat dalam kasus tersebut begitu pula enam orang lainnya yang berafiliasi dengan Vanny Resource Holdings, perusahaan pembiakan hewan yang beroperasi di Hong Kong dan Kamboja yang memasok hewan-hewan penelitian ke Amerika Serikat.
Kedelapan orang tersebut telah didakwa melakukan penyelundupan dan konspirasi untuk melanggar Endangered Species Act dan Lacey Act, undang-undang perlindungan satwa liar tertua di AS.
Baca Juga: Baru Kabur dari Penjara, Buronan Ini Ditangkap Lagi Saat Beli Game Call of Duty!
Para pejabat tersebut diduga telah menerima uang tunai untuk berpartisipasi dalam skema tersebut, termasuk pembayaran untuk pengumpulan dan pengangkutan hingga 3.000 "hewan tidak resmi" yang nantinya dapat dijual ke para pelanggan di AS dan di tempat lain.
Pada tahun 2020, Vanny Resource Holdings juga diduga telah membayar lebih dari 2,5 juta dolar AS secara terpisah kepada tujuh pemasok pasar gelap untuk lebih dari 14.000 kera yang ditangkap di alam liar.
