Merawat hijab agar tahan lama bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih jika hijab sering dipakai dan dicuci. Teknik mencuci yang salah dapat membuat serat kain rusak sehingga hijab terlihat longgar. Selain itu, kesalahan mencuci juga bisa membuat permukaan hijab terasa berbulu dan kasar.
Kondisi hijab yang seperti itu terkadang membuat perempuan enggan mengenakannya. Perempuan lebih memilih mencari atau membeli hijab lain. Tapi di sisi lain, menemukan hijab yang cocok dari segi bahan untuk dikenakan juga tidak mudah.
Menurut konsultan desain dan produksi suatu merek hijab, Ina Binandari, untuk mendapatkan hijab yang nyaman dipakai, pemilihan bahan sangatlah penting. Dirinya menyarankan agar perempuan berhijab memilih bahan yang lembut di kulit atau terasa adem ketika dipakai. Tak hanya itu, pilihlah bahan yang tidak terlalu tebal.
"Saya menyarankan material kain dengan campuran poliester. Karakteristik poliester itu tidak mudah kusut, warna lebih awet, dan kalau dicuci bisa cepat kering," kata Ina dalam keterangan resmi yang Indozone terima dari Wings Care, Jumat (17/4/2020).
Dirinya menambahkan, pada saat mencuci hijab ada baiknya ditambahkan pelembut pakaian. Sebab pelembut pakaian berfungsi untuk merawat dan menguatkan serat kain. Terlebih di situasi sekarang ini dimana pakaian termasuk hijab harus sering dicuci usai digunakan dari luar rumah.
"Pelembut pakaian bisa masuk ke serat kain yang terdalam sehingga benang-benangnya tidak mudah rusak atau terurai. Apabila serat kain terurai maka permukaan bahan hijab akan jadi lebih berbulu dan warnanya terlihat kusam," ujar Ina.
Tak hanya teknik mencuci, hal lain yang harus diperhatikan adalah cara menyetrika hijab ketika hendak digunakan. Kesalahan dalam menyetrika apabila suhu terlalu panas, tentu dapat merusak kain.
"Tapi untuk hijab yang terbuat dari campuran poliester tidak perlu disetrika. Hal ini dikarenakan bahan tidak mudah kusut," pungkas Ina.
