Hampir setiap wanita di dunia ini pasti menggunakan riasan untuk menyempurnakan penampilannya. Berdasarkan sebuah data seperti dilansir dari Medicalnewstoday, data terakhir per Mei 2017 menunjukkan bahwa 31 persen orang usia 18-19 tahun, 41 persen orang usia 30-59 tahun, dan 35 persen usia 60 tahun ke atas, memakai riasan setiap harinya.
Banyaknya konsumen makeup di berbagai kalangan usia, maka semakin banyak pula jenis makeup yang di pasarkan. Sehingga kita sebagai konsumen harus selektif, jangan sampai penggunaan makeup membuat kulit wajah menjadi rusak.
Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di Fakultas Ilmu Kehidupan dan Kesehatan Universitas Aston di Birmingham, Inggris mengatakan bahwa terdapat 70 persen hingga 90 persen bakteri berbahaya pada produk kecantikan dan aplikator kosmetik.
Dalam hal ini peneliti menganalisis sampel dari 467 produk kecantikan yang telah disumbangkan oleh pengguna di Inggris. Produk tersebut ialah 96 lipstik, 92 eyeliner, 93 maskara, 107 lipgloss, dan 79 beauty blender.
"Sebagian besar kontaminasi yang ditemukan adalah staphylococci / micrococci. Enterobacteriaceae juga terdeteksi pada semua jenis produk dengan prevalensi tinggi pada kandungan pencampur kecantikan (26,58%)," tulis para peneliti dalam makalah studi mereka.
Beauty blender merupakan alat makeup yang tingkat kontaminasi jamur tertinggi, yaitu 56,96 persen. Hal ini karena beauty blender sering kali digunakan dalam keadaan basah, sehingga mempermudah bakteri dan jamur berkembangbiak.
Untuk mengatasi masalah ini, maka penting untuk memberlakukan aturan bahwa semua produk rias yang dijual harus menampilkan informasi umur simpan.
